Malas ngomongin aib orang lain
Tipikal pemalas positif lainnya yang perlu kita lakukan selama Ramadan kali ini adalah malas membicarakan aib orang lain. Memang, dengan berada di rumah, rasio untuk mengungkit aib orang lain menjadi berkurang dibandingkan ketika kita berkumpul dengan banyak orang.
Namun, ibarat 'teori' dalam dunia kriminal bahwa kejahatan bisa terjadi karena adanya niat dan kesempatan, membicarakan aib orang lain juga bisa seperti itu alurnya.
Kita mungkin tidak berniat ngomongin orang lain, tetapi lantas ketika tanpa sengaja membaca pesan yang dibagikan orang lain di WhatsApp ataupun menulis pesan di media sosial, mendadak kita seperti menemukan alasan untuk 'ngrasani' orang lain.
Namun, dari niat dan kesempatan tersebut, yang paling menentukan sejatinya niatnya. Karenanya, ketika kita sudah memasang target malas membicarakan aib orang lain selama puasa, kita akan bisa melakukannya.
Apalagi, dalam Alquran, jelas disebutkan bahwa siapa yang senang berprasangka mencari-cari kesalahan orang lain, itu seperti memakan daging saudaranya sendiri. Dalam Surat Al-Hujurat (Quran Surat ke-49) ayat 12, diterangkan:Â
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang".
Malas meladeni orang-orang julid
Satu lagi, dalam situasi wabah virus seperti ini, selain mengikuti anjuran pemerintah, penting untuk menjaga imunitas tubuh agar tetap sehat dan tidak mudah terpapar virus. Terlebih selama berpuasa.
Menjaga imunitas tubuh, tidak hanya bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin ketika berpuasa maupun saat makan sahur.
Mempertahankan imunitas tubuh juga bisa dilakukan dengan menjaga pikiran positif. Salah satunya dengan malas berdebat dan meladeni 'perang kata-kata' di media sosial.
Sering terjadi, ketika kita menulis narasi di media sosial ataupun memposting tulisan di blog yang sejatinya positif, lantas ada yang berkomentar nyinyir. Mereka berkomentar sisi jeleknya.
Nah, menghadapi orang-orang julid di media sosial seperti ini, penting untuk bersikap malas. Penting untuk malas tidak meladeni mereka yang malah bisa membuat mood bagus kita jadi rusak.
Apalagi bila kita ternyata tidak mengenal orang-orang julid tersebut. Untuk apa diladeni. Malas merespons kejulidan mereka menjadi pilihan yang lebih baik.