"Memang ada beberapa toko di pinggir jalan yang kini menjual masker. Tapi harganya lumayan mahal. Apalagi bila harus membeli lebih dari satu," ujar seorang warga.
Bahkan, ada warga yang sampai mengakali masker dengan memakai kain slayer yang diikat di bagian belakang kepala. Kain tersebut memang menutupi hidung dan dagunya. Dan, jadilah penampilannya mirip ninja. Kata dia, yang penting aman.
Namun, apapun yang dipakai untuk melindungi diri, itu masih bagus. Artinya, dia masih sadar dengan kesehatan dan keselamatan dirinya, juga orang lain. Karenanya, dia memakai pengaman diri.
Nah, yang repot adalah mereka yang tidak memakai masker karena merasa 'kebal virus'. Bukan rahasia bila masih ada masyarakat yang bebal dan menganggap remeh virus ini. Mereka merasa sehat-sehat saja dan tidak paham betapa bahaya dan mudahnya penyebaran virus ini.
Kurangnya edukasi dan minimnya informasi benar yang mereka terima, menjadi penyebab utama mereka seolah santuy saja menghadapi situasi ini. Padahal, sikap santuy dalam situasi seperti ini, semisal tidak memakai masker, jelas membahayakan diri, keluarga, dan orang lain.
Solidaritas bersatu melawan corona lewat aksi nyata
Karenanya, penting untuk saling mengingatkan. Minimal memberikan informasi baik secara langsung maupun melalui tulisan, perihal mengapa kita harus memakai masker bila beraktivitas di luar rumah.
Bahkan, tidak hanya mengingatkan, dalam situasi seperti sekarang, butuh gerakan nyata. Semisal melakukan bakti sosial mendonasikan alat pengaman diri semisal masker ataupun hand sanitizer kepada masyarakat yang membutuhkan.
Sudah seharusnya, gerakan-gerakan untuk mengumpulkan donasi yang lantas diwujudkan dalam wujud masker yang dibagikan kepada masyarakat, mulai dimunculkan. Setahu saya, gerakan mulia ini sudah dilakukan oleh banyak elemen.
Seperti para gitaris handal negeri ini seperti Dewa Budjana, Eros Candra, Baim, Tohpati dan Baron  yang tergabung dalam Sixstrings, mereka tergerak untuk ikut mendukung 'kampanye' membagikan alat perlindungan diri untuk tenaga kesehatan melawan Covid-19.
Ada juga program lelang dari paa manajemen dan manajemen Persija Jakarta yang 100 persen hasil lelang disumbangkan untuk kampanye "Satu hati Lawan Corona".Â