Dengan skor 2-0, Liverpool akan lolos ke perempat final karena sudah unggul agregat 2-1. Namun, masih ada 25 menit lagi. Liverpool masih belum aman. Sebab, bila Atletico mencetak gol, Liverpool harus kembali berjuang memburu gol.
Yang terjadi kemudian, tiga menit setelah gol Firmino, gawang Liverpool jebol. Berawal dari back pass, kiper Liverpool, Adrian ternyata melakukan sapuan bola yang ceroboh. Tendangannya yang menyusur tanah, malah mengarah ke pemain Atletico. Lantas, Marcos Llorente melepaskan tendangan placing ke sudut gawang. Gol.
Gol itu rupanya 'membunuh' semangat pemain-pemain Liverpool yang sebelumnya sedang senang-senangnya setelah berusaha keras mendapatkan gol kedua. Di akhir babak pertama waktu extra time, Llorente kembali menjebol gawang Liverpool lewat serangkaian serangan balik yang manis.
Skor pun jadi 2-2. Liverpool .pun dalam situasi di ujung tanduk. Sebab, di babak kedua extra time, hanya dalam 15 menit, Liverpool harus bisa mencetak dua gol dan gawangnya tidak kebobolan bila ingin lolos ke perempat final.
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp lantas memasukkan Divock Origi, Fabinho, dan Takumi Minamino untuk memburu gol. Namun, pemain-pemain Atletico yang sudah 'di atas angin', bermain lebih tenang. Justru, pemain-pemain Liverpool yang mulai tidak sabaran.
Hingga, di penghujung babak waktu tambahan, mantan penyerang Chelsea, Alvaro Morata menghukum kelonggaran pertahanan Liverpool yang terlalu ikut asyik menyerang. Atletico pun unggul 3-2.
Empat faktor tersingkirnya Liverpool
Liverpool yang berniat come back di Anfield, malah kena come back setelah sebelumnya sempat unggul 2-0. Liverpool pun tersingkir karena kalah agregat 2-4 dalam dua pertandingan.
Â
Mengapa faktor Anfield yang biasanya memberikan kekuatan ekstra kepada Liverpool demi memburu Big European Night, kali ini tidak memberikan pengaruh besar? Apa saja faktor yang membuat Liverpool tersingkir cepat dari Liga Champions musim ini?
Sedikitnya ada empat faktor yang menurut saya menjadi penyebab ketidakmampuan Liverpool untuk melakukan remontada alias come back di Anfield. Apa saja?
Kiper yang kurang memberikan rasa aman
Tanpa bermaksud menyalahkan Adrian, tersingkirnya Liverpool menjadi bukti bahwa butuh kiper hebat bila ingin meraih hasil bagus di Eropa. Kiper yang memberikan rasa aman bagi pertahanan. Tidak hanya karena aksi-aksi penyelamatan. Tetapi juga pandai membaca permainan.
Poin terakhir itulah yang kurang dimiliki Adrian. Kiper asal Spanyol ini tidak tampil buruk di laga tadi. Dia juga beberapa kali melakukan penyelamatan. Namun, dalam urusan "reading the game", Adrian belum mencapai level kiper top.