Tiga menit berselang, Jurgen Klopp memasukkan Alex Oxlade Chamberlain, menggantikan Naby Keita yang tampil kurang maksimal. Chamberlain yang punya tendangan jarak jauh akurat, diharapkan bisa mencari gol lewat lini kedua.
Sepanjang babak pertama, dengan tidak tampilnya kapten tim Jordan Henderson, lini tengah Liverpool memang kurang menyengat. Toh, perubahan tidak instan. Hingga menit ke-65, Liverpool yang terus menyerang, masih kesulitan menghasilkan gol kedua.
Tetapi, karena menyerang itulah, keberuntungan akhirnya datang pada Liverpool. Di menit ke-68, Mo Salah yang menerima umpan Andy Robertson, mencoba melakukan shooting ke gawang.
Bola sebenarnya mengarah ke pelukan kiper Lukasz Fabianski yang tampil bagus di laga ini. Namun, bola ternyata lepas. Lantas, bergulir di antara kaki kiper asal Polandia itu dan menjadi gol. Skor pun sama 2-2.
Yang terjadi kemudian, seperti cerita di laga-laga sebelumnya, Liverpool mampu berbalik menang. Comeback. Di menit ke-81, umpan Trent-Arnold mengarah ke Roberto Firmino. Namun, bola terlalu tinggi untuk dijangkau.
Tanpa diduga bek-bek West Ham, Sadio Mane yang lepas dari pengawalan, berlari ke arah gawang latas meneruskan bola ke gawang yang ditinggal penjaganya. Mane mencetak gol penentu. Liverpool pun unggul 3-2. Â Dan itu menjadi hasil akhir pertandingan.
Lagi-lagi, Mane menjadi penentu. Pekan lalu, Pemain Terbaik Afrika 2019 asal Senegal ini juga mencetak gol penentu saat Liverpool menang 1-0 di markas Norwich. Mane yang baru bermain di babak kedua setelah pulih dari cedera, mencetak gol di menit ke-78. Sebuah kemenangan krusial bagi Liverpool ketika lawan tampil 'keras kepala'.Â
Dan, tentu saja, melihat Mane mencetak gol, berarti melihat selebrasi sujud syukur dari pemain yang memang dikenal religius ini.
Sujud syukur mencium rumput sebagai wujud ungkapan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa. Sujud syukur sebagai penanda tidak ada kepongahan apalagi mencemooh lawan. Dalam hal ini, Mane memang pemain yang paling konsisten melakukannya.Â
Merujuk data soccerway, kemenangan Liverpool itu sangat pantas. Bayangkan, Liverpool unggul 72 persen dalam penguasaan bola. Liverpool juga menghasilkan 11 percobaan ke gawang dengan empat diantaranya tepat mengarah ke sasaran berbanding 5 upaya yang dilakukan West Ham. Bahkan, The Reds mendapat 16 sepak pojok.
Data-data tersebut menjadi gambaran dari penampilan menyerang Liverpool di laga ini. Sementara West Ham hanya unggul dalam jumlah pelanggaran, 10 kali yang menjadi cerminan pemain-pemain mereka bekerja keras untuk menyetop laju Liverpool.