Apakah sampean (Anda) termasuk yang beranggapan bahwa Liga Inggris musim 2019/20 ini tidak menarik lagi diikuti seiring dominasi Liverpool? Â
Wajar bila semisal sampean tidak lagi perhatian pada Liga Premier Inggris. Lha wong liga yang di tahun-tahun sebelumnya nyaris selalu menegangkan hingga akhir kompetisi, musim ini memang membosankan.
Tidak ada lagi cerita dua atau tiga tim yang berkejaran poin demi memburu gelar. Yang ada hanya, kapan dan di mana Liverpool akan merayakan gelar Liga Inggris musim ini.
Toh, ibarat film, meski alur ceritanya mulai membosankan, tetapi masih ada riak-riak konflik yang membuat film itu tetap menarik diikuti. Liga Inggris pun begitu.
Liverpool nyaris "Dipalu" West Ham Sebelum Comeback di 25 Menit Akhir
Skenario seru itu terjadi Selasa (25/2) dini hari tadi waktu Indonesia atau Senin (24/2) malam waktu Inggris. Â Pertandingan menegangkan terjadi di Anfield ketika Liverpool menjamu tamunya, West Ham United.
Ya, laga ini menegangkan. Utamanya bagi fans Liverpool. Betapa tidak, mereka sempat dibayangi gambaran tim pujaannya akan mendapatkan kekalahan pertama musim ini, dan itu terjadi di kandang sendiri dari tim yang membuat mereka trauma.
West Ham memang sempat membuat trauma fans Liverpool. Salah satu alasan mengapa Liverpool gagal juara di Liga Inggris musim lalu adalah hasil imbang ketika menghadapi West Ham, juga di bulan Februari.
Namun, Liverpool musim ini memang berbeda dengan musim lalu. Kali ini, anak buahnya Juergen Klopp ini sudah punya mental pemenang. Mereka tidak lesu ketika tertinggal. Sebaliknya, malah punya motivasi besar untuk mengakhiri laga dengan kemenangan.
Begitulah cerita di Anfield dini hari tadi. Liverpool sempat unggul cepat lewat sundulan Wijnaldum di menit ke-9. Namun, seolah berbalas pantun, West Ham menyamakan skor tiga menit kemudian lewat Issa Diop, juga lewat sundulan. Hingga akhir babak pertama, skor 1-1.
Di awal babak kedua, The Hammers---julukan West Ham-- merujuk pada palu sebagai lambang klub, bahkan membuat Anfield terdiam. Di menit ke-54, lewat serangan balik cepat, sepakan sentuhan pertama Pablo Fornals usai meneruskan umpan Declan Rice, gagal diamankan Alisson Becker. Gawang Liverpool kembali jebol. West Ham unggul 1-2.
Namun, kesalahan West Ham adalah merayakan gol tersebut secara berlebihan. Pemain-pemain mereka berteriak ke arah suporter Liverpool seolah sudah bisa menaklukkan Anfield. Seolah mereka telah menjadi tim pertama yang mengalahkan Liverpool musim ini.
Tiga menit berselang, Jurgen Klopp memasukkan Alex Oxlade Chamberlain, menggantikan Naby Keita yang tampil kurang maksimal. Chamberlain yang punya tendangan jarak jauh akurat, diharapkan bisa mencari gol lewat lini kedua.
Sepanjang babak pertama, dengan tidak tampilnya kapten tim Jordan Henderson, lini tengah Liverpool memang kurang menyengat. Toh, perubahan tidak instan. Hingga menit ke-65, Liverpool yang terus menyerang, masih kesulitan menghasilkan gol kedua.
Tetapi, karena menyerang itulah, keberuntungan akhirnya datang pada Liverpool. Di menit ke-68, Mo Salah yang menerima umpan Andy Robertson, mencoba melakukan shooting ke gawang.
Bola sebenarnya mengarah ke pelukan kiper Lukasz Fabianski yang tampil bagus di laga ini. Namun, bola ternyata lepas. Lantas, bergulir di antara kaki kiper asal Polandia itu dan menjadi gol. Skor pun sama 2-2.
Yang terjadi kemudian, seperti cerita di laga-laga sebelumnya, Liverpool mampu berbalik menang. Comeback. Di menit ke-81, umpan Trent-Arnold mengarah ke Roberto Firmino. Namun, bola terlalu tinggi untuk dijangkau.
Tanpa diduga bek-bek West Ham, Sadio Mane yang lepas dari pengawalan, berlari ke arah gawang latas meneruskan bola ke gawang yang ditinggal penjaganya. Mane mencetak gol penentu. Liverpool pun unggul 3-2. Â Dan itu menjadi hasil akhir pertandingan.
Lagi-lagi, Mane menjadi penentu. Pekan lalu, Pemain Terbaik Afrika 2019 asal Senegal ini juga mencetak gol penentu saat Liverpool menang 1-0 di markas Norwich. Mane yang baru bermain di babak kedua setelah pulih dari cedera, mencetak gol di menit ke-78. Sebuah kemenangan krusial bagi Liverpool ketika lawan tampil 'keras kepala'.Â
Dan, tentu saja, melihat Mane mencetak gol, berarti melihat selebrasi sujud syukur dari pemain yang memang dikenal religius ini.
Sujud syukur mencium rumput sebagai wujud ungkapan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa. Sujud syukur sebagai penanda tidak ada kepongahan apalagi mencemooh lawan. Dalam hal ini, Mane memang pemain yang paling konsisten melakukannya.Â
Merujuk data soccerway, kemenangan Liverpool itu sangat pantas. Bayangkan, Liverpool unggul 72 persen dalam penguasaan bola. Liverpool juga menghasilkan 11 percobaan ke gawang dengan empat diantaranya tepat mengarah ke sasaran berbanding 5 upaya yang dilakukan West Ham. Bahkan, The Reds mendapat 16 sepak pojok.
Data-data tersebut menjadi gambaran dari penampilan menyerang Liverpool di laga ini. Sementara West Ham hanya unggul dalam jumlah pelanggaran, 10 kali yang menjadi cerminan pemain-pemain mereka bekerja keras untuk menyetop laju Liverpool.
Liverpool Butuh Minimal 4 Kemenangan untuk Memastikan Juara
Kemenangan atas West Ham membuat Liverpool kini mengumpulkan 79 poin dari 27 pertandingan. Liverpool unggul 22 poin dari Manchester City (57 poin) di peringkat 2.
Kini, Liverpool hanya butuh meraih minimal 4 kemenangan untuk memastikan gelar. Sebab, tambahan 12 poin akan membuat Liverpool meraih 91 poin. Sementara poin maksimal City bila terus menang di 11 laga sisa, maksimal hanya 90 poin.
Nah, empat kemenangan itu bisa didapat Liverpool saat away ke Watford (1/3), menjamu Bournemouth (7/3) away ke Everton (17/3), dan menjamu Crystal Palace pada 22 Maret. Ya, Liverpool bisa memastikan gelar di Anfield pada 22 Maret mendatang.
Saya katakan 4 kemenangan itu minimal. Sebab, Liverpool bisa saja meraih gelar lebih cepat seandainya Manchester City 'terpeleset' dalam empat pertandingan ke depan. Dan itu bisa saja terjadi. Sebab, dalam empat laga ke depan, City akan menghadapi laga berat. Diantaranya menghadapi Manchester United dan Chelsea.
Bagaimana Reaksi Klopp?
Dalam sesi wawancara seusai pertandingan yang dikutip dari liverpoolfc.com, Klopp memuji penampilan West Ham yang disebutnya jauh lebih baik dibandingkan saat dikalahkan Liverpool 0-2 di kandangnya pada 30 Januari lalu. Dia memuji David Moyes yang disebutnya berhasil mengubah West Ham di putaran kedua ini.
"Tetapi memang, kami tidak pernah berpikir akan menghadapi pertandingan mudah. Kami hanya perlu siap bekerja keras. Bahkan bekerja sangat keras seperti di pertandingan malam ini," ujar Klopp.
Menyoal 12 poin lagi yang dibutuhkan Liverpool, Klopp menegaskan setiap poin akan sulit didapat. Termasuk menghadapi Watford yang kini ada di peringkat 19.
Dia menyebut menonton penampilan Watford saat melawan Manchester United. Meski kalah, Watford disebutnya tampil bagus dan sempat mencetak gol penyama kedudukan sebelum kemudian dianulir.
Terlepas dari itu, Klopp memuji penampilan anak asuhnya. Terutama ketika tetap bermain sabar ketika dalam posisi tertinggal yang tentu saja berada dalam tekanan.
"Andai saja kami kalah malam ini, semua orang akan berujar 'dua kekalahan beruntun (setelah kalah dari Atletico Madrid di leg pertama babak 16 besar Liga Champions)'," sambung Klopp seperti dikutip dari situs liverpoolfc.com.
Pada akhirnya, selamat untuk Liverpool dan fans Liverpool. Meski, bukan Liverpudlian sejak kecil, saya sempat ikut deg-degan ketika memantau laga dini hari tadi secara live. Terlebih ketika Liverpool tertinggal.
Tapi, meminjam istilah "nge-prank" yang sering dipakai anak saya, Liverpool dini hari tadi mungkin sedang "nge-prank" West Ham. Mereka tertinggal lebih dulu lantas menang. Meski saya tahu, kenyataan di lapangan tidak seperti itu. Namun, Liga Inggris memang butuh pertandingan seru seperti ini agar tidak membosankan. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H