Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Beberapa Hal yang Membuat Warga Kompasiana Bisa Baperan

24 Februari 2020   08:38 Diperbarui: 24 Februari 2020   08:35 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti pesepak bola yang tampil di lapangan, kita dibebaskan untuk bermain dengan strategi apa saja. Mau bermain menyerang dengan lima penyerang monggo. Mau main bertahan ala parkir bus di depan gawang ya silahkan. Semisal mau melakukan aksi individu gerakan jugling atau rabona juga tidak apa-apa. Asal tidak menyalahi aturan sehingga bisa dihadiahi kartu kuning apalagi kartu merah.

Nah, dengan situasi yang bikin happy dan bersukaria itu, seharusnya warga Kompasiana tidak perlu baperan (bawa perasaan). Tidak perlu 'ngambek'.

Memangnya, menulis di Kompasiana bisa bikin baper?  

Ternyata bisa. Dari hasil mengobrol dengan teman-teman yang pernah menulis di Kompasiana lantas 'pensiun dini', baper di Kompasiana itu ternyata banyak jenisnya. Bapernya bisa karena bermacam-macam sebab.

Baper karena tulisan sepi pembaca

Dari pengalaman bersua dengan beberapa kawan, termasuk mahasiswa yang pernah saya ajar di kelas---yang pernah aktif menulis di Kompasiana---ini jenis baper 'paling berbahaya'. Mematikan.

Sebab, bila terserang baper jenis ini, sangat mungkin status 'kewarganegaraannya' di Kompasiana, bisa segera berakhir. Tinggal cerita saja. Bukan dikeluarkan. Tapi dia sendiri yang memutuskan mundur sebagai warga.

Bahwa, ketika tulisan-tulisan yang ditampilkan di Kompasiana ternyata sepi pembaca, maka semangat untuk menulis pun ikut surut. Tidak semangat lagi menulis karena merasa usaha maksimalnya untuk menghasilkan tulisan, ternyata tidak mendapat respons bagus. Sedikit saja orang yang membaca.

Nah, bila seperti itu, penting untuk kembali pada pemikiran bahwa Kompasiana itu tempat untuk bersuka ria dengan tulisan. Bersenang-senanglah dalam menulis. Urusan jumlah pembaca itu sekadar bonus.

Bagi saya, ketika tulisan terbaik dari yang bisa kita hasilkan sudah jadi dan sudah tayang, sejatinya urusan kita selesai. Selanjutnya, biarkan tulisan itu menemui takdirnya. Apakah dibaca banyak orang. Atau sepi-sepi saja.

Tentunya jangan lupa untuk menjalin silaturahmi dengan sesama warga Kompasiana. Bisa saling berkunjung ke rumahnya. Lalu  menandai jejak kunjungan dengan memberi nilai ataupun berbagi komentar.

Baper karena K-Reward

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun