Dua bulan separuh kemudian, di Istanbul, Turki, Liverpool kembali meraih trofi penting. Liverpool jadi juara Piala Super Eropa usai mengalahkan Chelsea di Istanbul, Turki pada 14 Agustus 2019.
Kali ini, Firmino punya peran lumayan bagi timnya. Dia memang mengawali pertandingan dari bangku cadangan. Dia baru bermain di babak kedua. Tapi, ketika di berada di lapangan, Liverpool bisa mencetak dua gol di laga yang berakhir 2-2 itu.
Dia juga menjadi penendang penalti pertama Liverpool. Tendangannya menjadi pembuka jalan dan menginspirasi kemenangan Liverpool dalam adu penalti 5-4 atas Chelsea. Toh, tetap saja, momen kali kedua Liverpool meraih trofi level benua di tahun 2019 itu bukan masanya Firmino.
Ada orang lain yang mendapatkan masanya. Yakni tandemnya di lini depan, Sadio Mane yang mencetak dua gol. Serta kiper dadakan, Adrian Lopez yang bisa menahan satu penalti pemain Chelsea dan menjadi titik balik laga tersebut.
Hingga Minggu (22/12) dini hari kemarin, Firmino akhirnya menemukan masanya sendiri. Dia menjadi lakon utama saat Liverpool meraih gelar di FIFA Club World Cup 2019 di Qatar, usai mengalahkan klub Brasil, Flamengo 1-0 lewat babak perpanjangan waktu.
Gol Firmino di masa perpanjangan waktu babak kedua usai meneruskan sodoran Sadio Mane, menjadi pemasti The Reds meraih treble juara (juara tiga kali beruntun) "kelas kontinental" di tahun 2019 ini.
Firmino menunggu 'meledak' di kejuaraan spesial bagi warga Brasil
Sebelumnya, Firmino memang sudah memberi pesan jelas. Bahwa di kejuaraan penting kali ini, dialah yang akan menjadi lakon dalam sukses Liverpool. Bahwa kejuaraan kali ini memang waktu bagi dirinya.
Dalam wawancara dengan Liverpoolfc, Juergen Klopp mengisahkan perbincangannya dengan Firmino sebelum pertandingan. Penyerang yang akrab disapa Bobby itu menyebut bila kejuaraan ini sangat penting bagi dirinya sebagai orang Brasil.
Sebab, di Brasil sana, kejuaraan ini sangat berarti. Orang-orang Brasil yang acapkali dikonotasikan sudah jadi "gila bola" sejak lahir, menganggap turnamen ini sangat bergengsi. Bahkan, lebih bergengsi ketimbang Liga Champions maupun Piala Super Eropa.
Bagaimana tidak bergengsi. lha wong juara Copa Libertadores Amerika Latin, diadu dengan tim juara benua lainnya. Dan seringkali, bertemu tim Eropa di final. Ini gengsinya sudah antar benua. Bukan sekadar antar negara.
"Before the game we spoke about a lot about what this competition means to Brazil, to South American people and especially Brazilian people. And we have two Brazilians and he's one of them," ujar Klopp.