Berikutnya, di Kejuaraan Dunia 2019 yang digelar di Basel pada pertengahan Agustus, Marcus/Kevin juga kandas. Berharap meraih gelar perdana sebagai juara dunia, mereka malah kalah di putaran kedua dari ganda dadakan Korea Selatan, Choi-Sol-gyu/Seo Seung-jae.
Sebulan kemudian, di Korea Open Super 500, Marcus/Kevin juga gagal. Mereka terhenti di perempat final setelah kalah dari sesama pemain Pelatnas, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di perempat final.
Itu deretan kegagalan Marcus/Kevin di tahun ini. Tapi hebatnya, Marcus/Kevin tidak pernah meratapi kegagalan dalam waktu lama. Mereka cepat move on nya. Mereka bisa cepat bangkit. Bahkan, setelah kegagalan di Kejuaraan Dunia 2019, mereka bisa meraih empat gelar.
Apa yang membuat Marcus/Kevin bisa cepat bangkit?Â
Bangkit dalam artian sebenarnya. Setelah gagal di turnamen penting, mereka langsung juara ketika kembali tampil di turnamen berikutnya.
Dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org, Marcus Gideoan mengakui bahwa dirinya bersama Kevin Sanjaya, sempat tidak tampil bagus di awal tahun. "Tapi kami belajar di mana salahnya dan bagaimana cara mengatasinya," ujar Marcus.
Ya, Marcus/Kevin tidak sekadar tampil di turnamen demi turnamen. Di tengah jadwal padat, mereka rutin melakukan introspeksi apa yang salah dari permainan mereka sehingga bisa kalah. Tentunya dengan arahan coach Herry Imam Pierngadi dan Aryono Minarat. Instrospeksi itulah yang membuat mereka bisa belajar dari kegagalan dan kembali meraih hasil bagus. Â
Berkat inovasi permainan, level Marcus/Kevin kini melesat di atas ganda putra dunia
Tentu saja, tak sekadar introspeksi, tetapi juga mencoba mencari jalan keluarnya. Seperti kata Steve Jobs, apa yang dilakukan Marcus/Kevin hari ini, tidak sama dengan hari sebelumnya. Penampilan mereka di turnamen sekarang, berbeda dengan turnamen sebelumnya. Mereka berinovasi dalam permainan.
Penampilan Marcus/Kevin di Fuzhou China Open 2019 pekan lalu menjadi bukti. Betapa level permainan mereka kini telah meningkat drastis. Bahkan, sudah meninggalkan levelnya ganda putra dunia lainnya. Mereka kini seperti tidak punya lawan sebanding.
Faktanya, di final, Marcus/Kevin menang mudah atas pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, 21-17, 21-9. Final BWF World Tour macam apa itu yang hanya menghasilkan skor 9 di game penentuan. Padahal, di pertemuan sebelumnya, ganda putra Jepang ini selalu menjadi lawan yang ulet dan sulit ditaklukkan.