Dalam wawancara dengan BBC, Hasenhuttl , pria asal Austria itu ternyata sama sekali tidak menyinggung kepemimpinan wasit. Dia juga tidak menyalahkan pemainnya. Hasenhuttl hanya menyebut timnya bermain buruk. Tim. Bukan individu. Dia juga meminta maaf kepada suporter
"Ini pertandingan yang menyedihkan untuk dilihat, apalagi mereka yang hadir di stadion adalah fans sejati klub ini. Penampilan kami seperti bencana. Saya tidak pernah melihat tim bermain tanpa semangat seperti ini. Saya bertanggung jawab 100 persen atas kekalahan ini," ujar Hasenhuttl.
"Saya harus meminta maaf kepada fans. Saya paham alasan suporter meninggalkan stadion lebih cepat. Tugas saya dalam beberapa hari ke depan adalah membuat pemain kembali menegakkan kepala mereka," sambung pelatih berusia 52 tahun ini.
Pemain-pemain Southampton juga tidak menyalahkan Bertrand yang keluar lapangan lebih cepat setelah dikartu merah. Mereka hanya menyesali mengapa kemasukan gol terlalu cepat (di menit ke-10) dan juga terlalu mudah.
"Kami kemasukan gol terlalu cepat. Setelah kartu merah, kami mencoba menyiasati semampu kami tetapi memang semuanya berjalan buruk," ujar Nathan Redmond, penyerang Southampton dikutip dari https://www.bbc.com/sport/football/50189702.
Bahkan, karena merasa bersalah atas kekalahan memalukan tersebut, pelatih dan pemain-pemain Southampton sepakat tidak mengambil gaji usai pertandingan tersebut. Mereka memutuskan untuk mendonasikan gaji harian di laga melawan Leicester City tersebut untuk amal.
"Tim memutuskan akan mendonasikan gaji di hari pertandingan melawan Leicester untuk Saints Foundation guna membantu pekerjaan vital yang dilakukan oleh badan amal," begitu bunyi statement resmi klub Southampton https://www.bbc.com/sport/football/50203848.
Cermin bagi pelaku sepak bola nasional
Jujur, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di lapangan bila ada klub kontestan Liga 1 yang kalah 0-9 di kandangnya sendiri.
Jangankan dengan skor 0-9, lha wong bila ada tim yang kalah di kandang sendiri dengan skor berapapun, situasi di stadion acapkali bisa berubah tidak menyenangkan.
Karenanya, dari situasi 'bencana' yang menimpa Southampton akhir pekan kemarin, para pelaku sepak bola nasional bisa bercermin. Utamanya pihak klub. Baik pelatih, pemain. Termasuk juga suporter. Â