Di game ketiga, Jonatan kembali memulai pertandingan dengan buruk. Dia nyaris selalu tertinggal dalam perolehan poin. Bahkan, dia lantas tertinggal 10-19 dari Axelsen. Artinya, lawan hanya butuh dua poin untuk menang.Â
Namun, siapa sangka, keajaiban terjadi. Jojo mampu mengunci Axelsen di angka 19 itu.
Meraih satu demi satu poin, Jojo bisa mengejar poin Axelsen. Beberapa kali, kombinasi reli yang diakhiri pukulan drive shot maupun smash tajam ke tempat sulit dijangkau, membuat Axelsen jatuh bangun, bahkan tersungkur di lapangan.
Ketika skor 18-19, Axelsen mulai gugup. Hilang sudah keganasannya di awal game ketiga. Hingga, shuttlecock pengembalian menyangkut di net, membuat poin menjadi sama 19-19.
Jojo mendapatkan momentum menang. Yang terjadi kemudian, pukulan lob Jojo salah diantisipasi Axelsen. Dia menganggap shuttlecock keluar.Â
Namun, ketika melihat shuttlecock akan masuk, Axelsen mendadak memukulnya. Jojo yang sudah menunggu di depan net, langsung menyambarnya. Match point untuk Jojo.
Lantas, lewat adu reli, setelah terjadi 14 kali adu pengembalian shuttlecock, di pukulan ke-15, shuttlecock pengembalian Axelsen menyangkut di net. Jojo pun langsung berteriak sembari rebahan di lapangan.
Sementara Axelsen seperti tak percaya, dirinya baru saja mengalami kekalahan menyesakkan. Ya, bagaimana mungkin, keunggulan 19-10 bisa dikejar menjadi 19-21. Namun, itulah pertandingan.Â
Apapun bisa terjadi. Bahkan 'keajaiban' yang sulit dinalar pun bisa terjadi. Jojo, yang selama ini dianggap loyo dan cepat putus asa ketika tertinggal jauh, kini sudah berubah.
Dikutip dari situs Badminton indonesia, Jojo menyebut kemenangannya tidak lepas dari semangat kuat dan tidak cepat putus asa. Serta, berdoa. Ya, doa itulah yang membuatnya tampil kalem dan tenang saat poin kritis.Â
"Yang saya lakukan tadi hanya berdoa dan tidak putus asa. Pada posisi 10-19 saya tahu Viktor kram. Jadi saya mencoba main lebih sabar, main reli dan tidak langsung menyerang lawan. Di game pertama tadi saya banyak melakukan kesalahan. Dan di game kedua saya mencoba bermain lebih baik dari game pertama," jelas Jonatan dikutip dari Badminton indonesia.