Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Jojo, An Se Young, dan "Malam Ajaib" di Semifinal French Open 2019

27 Oktober 2019   10:43 Diperbarui: 27 Oktober 2019   15:53 1717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Praveen dan Melati kembali ke final. Sektor ganda campuran mulai menggembirakan/Foto: badmintonindonesia.org

Justru, dia menjelma bak menjadi "pembunuh raksasa", sang giant killer. Nyatanya, Yamaguchi bukan korban pertama. Di perempat final, dia mengalahkan unggulan 8 asal India, Saina Nehwal. 

Pemain 29 tahun yang jelas jauh berpengalaman itu ia kalahkan 21-20, 23-21. Malah, di babak awal, An Se Young menang telak atas salah satu pemain top Thailand, Busanan Ongbamrungphan, 21-10, 21-12.

Di final, An Se Young akan menghadapi juara dunia 2018, Carolina Marin. Tadi malam, pemain asal Spanyol ini mengalahkan unggulan 1, Tai Tzu Ying 21-16, 21-9 yang sepertinya kelelahan usai jadi juara di Denmark Open, akhir pekan kemarin.

Pertemuan An Se Young melawan Marin di final nanti akan menjadi ulangan perempat final Denmark Open pekan lalu. Kala itu, An Se Young kalah rubber game dengan skor ketat. Dia menang 21-18 di game pertama. Tapi kalah 19-21, 18-21 di dua game berikutnya.

Tentu saja, Marin yang merupakan juara dunia tiga kali dan kini berambisi menaikkan peringkatnya usai menepi lama dari lapangan karena cedera panjang, tentu lebih diunggulkan untuk juara.

Namun, saya tidak akan terlalu terkejut bila ternyata An Se Young yang juara. Sebab, di usianya yang 17 tahun, dia sudah terbiasa mengatasi ketegangan di final. 

Nyatanya, tahun ini dia sudah juara tiga kali. Yakni di New Zealand Open Super 300, Canada Open Super 100, dan Akita Masters Super 100.

Memuji semangat tanding Jonatan Christie
Empat jam kemudian. Masih di lapangan sama. Pukul 3 sore waktu Prancis atau sekitar pukul 8 waktu Indonesia, momen ajaib kembali hadir. Kali ini pelakunya adalah tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie.

Jonatan memperlihatkan kepada semua penikmat bulutangkis bahwa tidak ada yang tidak mungkin di lapangan. Meski di atas kertas, dirinya sudah divonis tamat, tetapi semangat anti menyerah bisa mengubah hasil akhir.

Menghadapi pemain Denmark, Viktor Axelsen, Jonatan mengawali pertandingan dengan sangat buruk. Betapa tidak, dia kalah dengan skor mencolok, 7-21 dari juara dunia 2017 tersebut. Itu kekalahan buruk. Bahkan memalukan. 

Toh, Jojo--panggilan Jonatan tidak putus asa. Di game kedua, dia mampu menang dramatis dalam adu setting poin, 22-20 untuk memaksakan game ketiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun