Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas dan Harapan yang Ambyar Seperti Lagu-lagunya Didi Kempot

16 Oktober 2019   09:45 Diperbarui: 16 Oktober 2019   09:47 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, kembali ke Didi Kempot. Bila melihat penampilan buruk Timnas di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, rasanya lirik pedih dalam lagu-lagu Didi Kempot itu menemukan pembenaran.

Seperti lirik lagu Suket Teki yang di channel Youtube sudah ditonton lebih dari 3,5 juta view. Liriknya dalam bahasa Jawa begini:

Wong salah ora gelem ngaku salah
Suwe-suwe sopo wonge sek betah
Mripatku uwis ngerti sak nyatane
Kowe selak golek menangmu dewe
Tak tandur pari jebul tukule suket teki


Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, maknanya begini:  

Orang salah tidak mau mengaku salah
Lama-lama siapa orang masih tahan
Mataku sudah mengerti yang sebenarnya
Kamu salah mencari menangmu sendiri
Ku tanam padi ternyata tumbuhnya rumput teki

Seperti analogi menanam pagi malah tumbuh rumput teki itu, bukankah di awal penunjukan Simon, kita sempat berharap Timnas bisa berprestasi bagus. Terlebih ketika hasil drawing Kualifikasi Piala Dunia 2022 menempatkan Indonesia satu grup dengan Malaysia, Thailand, Vietnam dan Uni Emirat Arab. Kita sempat diliputi optimisme.

Kita optimistis, karena saling kenal dan saling mengalahkan, Timnas punya peluang untuk meraih hasil bagus di kualifikasi. Singkat kata, grup ini jauh lebih bagus dibanding ketika Kualifikasi Piala Dunia 2014 silam ketika Indonesia satu grup dengan Iran, Qatar, dan Bahrain. Kala itu, Indonesia selalu kalah dalam enam pertandingan dan kemasukan 26 gol.

Eh yang terjadi, harapan-harapan bagus di awal itu, sama sekali tidak kesampain. Harapan yang hanya berbalas kekecewaan. Persis seperti harapan menanam padi yang diharapkan tumbuh menjadi padi dan beras. Ternyata hanya tumbuh rumput teki.

Dan, ketika kita tahu Timnas kalah beruntun dalam empat pertandingan di kualifikasi, situasinya persis dengan penggalan lirik lagu Ambyar. Bedanya, bila di lagu Ambyar, berkisah tentang kepedihan seseorang yang dikecewakan pasangan, untuk Timnas konteksnya tentu suporter yang patah hati.

Liriknya begini:

Wis kebacut ambyar, ambyar koyo ngene
Manise janjimu jebule mung ono lambe
Wis kebacut ambyar, ambyar koyo ngene
Ning opo kowe tego nyekso aku koyo ngene

Sopo sing ra gelo, Yen digawe kuciwo, Ambyar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun