Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas dan Harapan yang Ambyar Seperti Lagu-lagunya Didi Kempot

16 Oktober 2019   09:45 Diperbarui: 16 Oktober 2019   09:47 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia kembali kalah di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Tadi malam, Timnas dipermalukan Vietnam 1-3 di Gianyar, Bali. Ini menjadi kekalahan beruntun keempat Timnas. Harapan lolos ke Piala Dunia pun ambyar/Foto: Chandra Satwika/Jawa Pos

Kalah beruntun dalam empat pertandingan membuat Indonesia berada di posisi terbawah Grup G. Jangan lagi bicara peluang Indonesia tertutup lolos ke Piala Dunia. Itu hanya mimpi ketinggian. Lha wong Indonesia belum meraih poin alias masih 0 poin. Dan yang memprihatinkan, gawang Indonesia sudah jebol 14 kali.

Dari delapan grup, Indonesia menjadi negara kedua yang paling buruk setelah Sri Lanka yang juga belum mendapatkan poin dan kemasukan 14 gol. Bedanya, Sri Lanka satu grup dengan lawan-lawan tangguh seperti Korea Selatan, Korea utara, Lebanon maupun Turkmenistan.

Rapor Timnas Indonesia di kualifikasi ini bahkan lebih buruk dari Kamboja yang berada di Grup C bersama Irak, Iran, Bahrain dan Hong Kong. Memang, pekan lalu, Kamboja kalah 14-0 dari Iran yang merupakan salah satu negara Asia langganan tampil di Piala Dunia. Toh, Kamboja sudah mendapatkan 1 poin. Mereka bahkan hanya kalah tipis 0-1 dari Bahrain.

Padahal, Kualifikasi Piala Dunia 2022 merupakan ajang penting. Lha wong ini tangga awal bila ingin mewujudkan harapan tampil di Piala Dunia 2022. Semua negara di Asia, sekecil apapun peluangnya di atas kertas, pastinya ingin melakukan yang terbaik. Siapa tahu semesta mendukung mereka.  

Namun, merujuk penampilan Timnas dalam empat pertandingan kualifikasi, Indonesia layak malu. Negara besar ini terpuruk di ajang penting ini. Seolah kita memang tidak boleh bermimpi melihat Timnas tampil di Piala Dunia. Meminjam tulisan pengamat sepak bola kondang, Bung Towel di akun Instagramnya: "Timnas harga diri bangsa yang dibiarkan terpuruk"

Siapa harus bertanggung jawab?

Tentu saja, pelatih Simon McMenemy menjadi sosok yang paling disorot. Pemain di lapangan tentunya menuruti arahan pelatih. Ibarat masakan, dialah juru masaknya. Masakan yang dihidangkan sedap atau tidak, itu bergantung racikannya. Dalam empat laga kualifikasi, kita bisa merasakan seperti apa rasanya 'masakannya' Simon.

Sebagai suporter, kita bisa melihat bagaimana cara bermain Timnas di era kepelatihan Simon. Kita bisa merasakan nyaman atau tidaknya para pemain bermain di lapangan. Bahkan, seusai kekalahan dari Vietnam tadi malam, beberapa warganet mengabarkan bila Beto dan Stefano Lilipaly sempat menangis di bangku cadangan.

Dan, bila menyebut Simon, tentunya tidak lepas dari siapa yang menunjuk pelatih asal Skotlandia itu untuk menangani Timnas. Siapa? Ah, sampean pasti tahu lha.

Nasib Timnas Indonesia seperti lirik lagu Didi Kempot

Yang jelas, publik sepak bola Indonesia kini sudah hilang kesabaran. Tagar #SimonOut menggema di media sosial. Kita tinggal menunggu bagaimana reaksi PSSI. Semoga tidak seperti kutipan kalimatnya Bung Towel di akun Instagramnya. Kalimatnya begini: "PSSI juga terkesan tutup mata dengan kegagalan Simon. Tidakkah PSSI harusnya segera memutus tren negatif Timnas dengan mengganti Simon. Ini kok malah dibiarkan....".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun