Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Queen, Bohemian Rhapsody, dan Pentingnya "Siapa Kita" dalam Berkarya

16 September 2019   06:16 Diperbarui: 16 September 2019   07:37 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toh, Queen tidak seperti itu. Dari mereka, kita bisa belajar perihal pentingnya PeDe terhadap karya sendiri. Bahwa, kita-lah yang paling tahu karya yang kita ciptakan. 

Bila kita yakin karya itu bisa menjadi 'karya besar' dengan segala kelebihannya, silahkan jalan terus. Lha wong lagu Bohemian Rhapsody yang megah begitu ternyata dulunya pernah disepelekan dan diminta 'disembunyikan'.

Tentu saja, kita tidak bisa menganggap penilaian orang lain sekadar angin lalu. Kita perlu membuka telinga lebar-lebar demi mendengar semua penilaian orang lain. Karena tidak semua orang 'asal bicara'.

Namun, pada akhirnya, kita yang memilih. Mana penilaian yang memang konstruktif demi perbaikan karya tersebut sehingga bisa kita pakai. Serta mana omongan yang merusak sehingga tak perlu dibawa ke perasaan.

Makna "siapa kita" itu juga penting

Dari perdebatan Freddie dan Foster dalam scene film itu, kita juga jadi paham, ternyata Bohemian Rhapsody disepelekan hanya karena durasinya yang enam menit. Selain juga semua asumsi Foster tentang lagu itu. Lalu, mengapa pada akhirnya bisa diputar dan 'meledak'? 

Jawabannya karena itu lagunya Queen. Andai itu bukan lagunya Queen, semisal grup band yang baru muncul, rasanya akan sulit untuk meyakinkan banyak orang. Sementara ketika mengenalkan Bohemian Rhapsody, Queen sudah punya tiga album. Orang sudah mengenal dan menyukai mereka.

Sebelumnya, mereka mengenalkan diri lewat album Queen (1973) dengan lagu andalan "Keep Yourself Alive", lalu Queen II (1974) dan album ketiga Sheer Heart Attack (1974) yang hits dengan lagu "Killer Queen".

Maknanya, bahwa 'siapa diri kita' itu penting dalam berkarya. Bahwa diri kita adalah branding paling ampuh bagi karya kita. Ketika orang tahu Bohemian Rhapsody karyanya Queen, orang akan penasaran. Mereka ingin mendengarnya karena brand Queen yang terbukti menghasilkan karya bagus di album sebelumnya.

Makna lainnya, bila sudah sukses mem-branding diri, sampean tak perlu khawatir keluar dari 'zona nyaman' dalam berkarya. Seperti Queen yang berani memasukkan opera dalam rock yang kala itu terdengar janggal. Termasuk juga membuat lagu berdurasi panjang yang secara teori akan ditolak diputar oleh stasiun radio karena dianggap 'buang waktu'. 

Bila dikaitkan dengan menulis, mereka yang tulisannya dikagumi banyak orang, juga berani 'melanggar' kebiasaan yang dilakukan penulis kebanyakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun