Toh, Queen tidak seperti itu. Dari mereka, kita bisa belajar perihal pentingnya PeDe terhadap karya sendiri. Bahwa, kita-lah yang paling tahu karya yang kita ciptakan.Â
Bila kita yakin karya itu bisa menjadi 'karya besar' dengan segala kelebihannya, silahkan jalan terus. Lha wong lagu Bohemian Rhapsody yang megah begitu ternyata dulunya pernah disepelekan dan diminta 'disembunyikan'.
Tentu saja, kita tidak bisa menganggap penilaian orang lain sekadar angin lalu. Kita perlu membuka telinga lebar-lebar demi mendengar semua penilaian orang lain. Karena tidak semua orang 'asal bicara'.
Namun, pada akhirnya, kita yang memilih. Mana penilaian yang memang konstruktif demi perbaikan karya tersebut sehingga bisa kita pakai. Serta mana omongan yang merusak sehingga tak perlu dibawa ke perasaan.
Makna "siapa kita" itu juga penting
Dari perdebatan Freddie dan Foster dalam scene film itu, kita juga jadi paham, ternyata Bohemian Rhapsody disepelekan hanya karena durasinya yang enam menit. Selain juga semua asumsi Foster tentang lagu itu. Lalu, mengapa pada akhirnya bisa diputar dan 'meledak'?Â
Jawabannya karena itu lagunya Queen. Andai itu bukan lagunya Queen, semisal grup band yang baru muncul, rasanya akan sulit untuk meyakinkan banyak orang. Sementara ketika mengenalkan Bohemian Rhapsody, Queen sudah punya tiga album. Orang sudah mengenal dan menyukai mereka.
Sebelumnya, mereka mengenalkan diri lewat album Queen (1973) dengan lagu andalan "Keep Yourself Alive", lalu Queen II (1974) dan album ketiga Sheer Heart Attack (1974) yang hits dengan lagu "Killer Queen".
Maknanya, bahwa 'siapa diri kita' itu penting dalam berkarya. Bahwa diri kita adalah branding paling ampuh bagi karya kita. Ketika orang tahu Bohemian Rhapsody karyanya Queen, orang akan penasaran. Mereka ingin mendengarnya karena brand Queen yang terbukti menghasilkan karya bagus di album sebelumnya.
Makna lainnya, bila sudah sukses mem-branding diri, sampean tak perlu khawatir keluar dari 'zona nyaman' dalam berkarya. Seperti Queen yang berani memasukkan opera dalam rock yang kala itu terdengar janggal. Termasuk juga membuat lagu berdurasi panjang yang secara teori akan ditolak diputar oleh stasiun radio karena dianggap 'buang waktu'.Â
Bila dikaitkan dengan menulis, mereka yang tulisannya dikagumi banyak orang, juga berani 'melanggar' kebiasaan yang dilakukan penulis kebanyakan.