Dari keberhasilan Pusarla Sindhu menjadi juara dunia, kita bisa belajar banyak hal. Tentang hidup yang sulit ditebak dan kesukesan yang tidak bisa diprediksi. Kelihatannya sukses mudah diraih, tetapi nyatanya selalu menjauh.
Bahwa hidup itu dinamis. Ia tak selalu menawarkan momen-momen manis. Sekali dua kali, ia mungkin membuat kita menangis. Namun, percayalah, seperti Sindhu, selama optimistis, akan selalu ada kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya untuk memperbaiki keadaan.
Selama bisa berdamai dengan kegagalan, memaafkan diri sendiri, menjaga motivasi, mengevaluasi kesalahan yang dilakukan lantas mencoba memperbaikinya, maka peluang untuk meraih hasil bagus pada akhirnya akan muncul.
Pendek kata, dari kegagalan, kekalahan, dan kejatuhan, dan hidup yang acapkali membuat kita menangis, kita bisa belajar mencari makna 'mengapa' itu terjadi. Lantas, mencari 'obat penawar' untuk bangkit. Seperti kata Alfred Pennyworth: why do we fall?
Salam bulutangkis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H