Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Pusarla Sindhu, Ratu Runner-Up, dan Pelajaran Bangkit dari Kegagalan

27 Agustus 2019   16:41 Diperbarui: 27 Agustus 2019   16:55 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tunggal putri India, Pusarla Sindhu, tampil sebagai juara dunia 2019 sekaligus mengakhiri julukan 'ratu runner-up'/Foto: GulfNews

Di final Kejuaraan Dunia 2018 itu, Sindhu tak mampu tampil rileks. Dia bahkan seperti terintimidasi dan tidak percaya diri oleh teriakan-teriakan Marin ketika mandapatkan poin. Pada akhirnya, ia kalah 19-21, 10-21.

"Setelah dua kekalahan di final sebelumnya, akhirnya saya bisa menjadi juara dunia. Saya menunggu kemenangan ini untuk waktu yang lama," ujar Sindhu dikutip dari https://timesofindia.indiatimes.com/sports/badminton/pv-sindhu-becomes-first-indian-to-win-world-championships-gold/articleshow/70829043.cms..

Sindhu termotivasi memberi "kado" untuk ulang tahun sang ibu
Sebenarnya, apa yang membuat Pusarla Sindhu bisa berjaya di Basel? Padahal, sepanjang tahun 2019 ini, dia belum pernah bisa juara di turnamen BWF World Tour.

Stamina prima-lah salah satu alasan utama. Sindhu merupakan tipikal berbeda dari pemain tunggal putri. Dia bukan pemain yang senang melakukan rally. Dengan tinggi badan 1,79 meter, Sindhu senang bermain menyerang dengan melakukan smash-smash tajam. Tentu saja, cara main seperti itu butuh stamina kuat.

Nah, sebelumnya, Sindhu cukup bermasalah dengan stamina. Utamanya ketika menghadapi lawan yang bermain sabar seperti Akane Yamaguchi yang mengalahkannya di final Indonesia Open 2019 pada Juli lalu. Stamina Sindhu juga kerapkali drop ketika laga diakhiri rubber game.

Namun, di Kejuaraan Dunia 2019, ceritanya berbeda. Sindhu benar-benar mempersiapkan segalanya seperti yang disampaikannya kepada awak media. Salah satu kemenangan yang memperlihatkan betapa fisiknya prima adalah saat mengalahkan Tai Tzu-ying (Taiwan) pada babak perempat final. Di game pertama, dia kalah telak 12-21. Di game kedua, Sindhu mampu menang dengan setelah dua kali adu setting poin, 23-21. Dan, di game ketiga, dia menang dengan skor tipis, 21-19.

Kemenangan atas mantan ratu bulutangkis dunia yang kini melorot di rangking 2 itulah yang membuat Sindhu semakin percaya diri. Di semifinal, menghadapi Chen Yu Fei (Tiongkok) yang rangkingnya di atas dirinya, Sindhu mendominasi 21-7, 21-14. Cerita berikutnya, dia benar-benar siap menyambut final dan menjemput mimpinya menjadi gelar juara dunia.

Selain stamina prima, cara bermain Sindhu kini juga berbeda. Selain smash, penempatan bolanya kini juga sulit diambil pemain lawan. Bahkan, seperti pemain ganda, usai melakukan smash ke tempat yang sulit dijangkau, dia lalu menunggu di depan net untuk menyambar shuttlecock. Cara seperti itu yang membuat dia dominan saat mengalahka Chen Yufei dan Okuhara.  

Namun, selain stamina yang prima dan taktik apik, ada motivasi besar yang mendorong Sindhu untuk tampil hebat di babak final. Dia ingin memberikan kado spesial kepada sang ibu yang berulang tahun pada 25 Agustus 2019, tepat dengan jadwal final Kejuaraan Dunia 2019.

Rasa sayang kepada sang ibu yang telah mendukung penuh dirinya berkarier di bulutangkis itulah yang membuat Sindhu seperti menjadi 'pemain berbeda' di final. Betapa tidak, Okuhara yang selama ini sulit dia kalahkan, dibuat menangis di lapangan dengan hanya mendapat 7 angka.

"Saya mempersembahkan medali ini untuk ibu saya. Hari ini beliau berulang tahun," ujar Sindhu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun