Kekalahan juga dialami pasangan Rinov Rivaldy/Pitha Mentari. Bedanya, pasangan muda yang pernah jadi juara dunia junior 2017 ini memberikan perlawanan sengit kala menghadapi lawan yang jauh lebih berpengalaman, yakni ganda campuran Jepang yang menjadi unggulan 3, Yuta Watanabe/Arisa Higashino. Rinov/Pitha kalah rubber game 13-21, 21-19, 16-21 selama satu jam empat menit dari pasangan ganda campuran juara All England 2018 tersebut.
Kejutan pemain Singapura, efek kehadiran pelatih Indonesia ?
Hari kedua BWF World Championship 2019 kemarin juga diwarnai kejutan dashyat. Tunggal putri Singapura, Yeo Jia Min, di luar dugaan mampu mengalahkan pemain Jepang yang menjadi unggulan 1, Akane Yamaguchi. Yeo bahkan mampu menang dua game langsung, 21-14, 21-18.
Kekalahan ini membuat Akane yang sejak Juli lalu menjadi tunggal putri rangking 1 dunia, masih harus menunggu tahun depan bila ingin meraih gelar juara dunia seperti rekan senegaranya, Nozomi Okuhara (juara dunia 2017).
Informasi yang beredar, Akane (22 tahun) memang tidak tampil dalam kondisi 100 persen bugar di Kejuaraan Dunia ini. Dia masih belum pulih dari cedera pinggang yang dideritanya kala tampil di Japan Open 2019 lalu.
Namun, terlepas dari itu, kemenangan Yeo Jia Min atas Akane ini menjadi kabar mengejutkan. Bagaimana tidak mengejutkan, pemain non unggulan mampu mengalahkan pemain unggulan 1.
Sebelumnya, hasil bagus juga diraih tunggal putra Singapura, Loh Kean Yew yang tampil di hari pertama (19/8). Loh yang bukan pemain unggulan, berhasil mengalahkan pemain India, Sameer Verma yang menjadi unggulan ke-10. Loh menang rubber game yang menjadi cerminan semangat besarnya untuk memenangi pertandingan.
Sempat kalah 15-21 di game pertama, Loh lantas bangkit di game kedua dan unggul dengan skor sama. Di game penentuan, pemain berusia 22 tahun ini menang dengan skor meyakinkan, 21-10.
Merujuk pada pencapaian bagus tunggal putra dan putri Singapura di Kejuaraan Dunia 2019, kita lantas dengan mudah menyebut bahwa penampilan apik Loh dan Yeo ini merupakan dampak dari hadirnya pelatih asal Indonesia, Mulyo Handoyo.
Ya, Mulyo yang merupakan sosok dibalik sukses Taufik Hidayat kala menjadi juara Olimpiade 2004 dan Asian Games 2006, kini memang memoles sektor tunggal Singapura.
Sebelumnya, Mulyo melatih nomor tunggal India. Hasilnya, sektor tunggal India sempat mengalami kemajuan pesat. Tunggal putra India, Srikanth Kidambi bahkan pernah meraih empat gelar BWF Super Series pada tahun 2017 lalu. Kini, sejak ditinggal Mulyo, Srikanth bak 'terjun bebas'. Sepanjang tahun 2018 hingga pertengahan 2019, pemain 25 tahun ini tak mampu meraih gelar. Â