Dikutip dari UEFA, pria yang semasa bermain menjadi gelandang paling subur di Chelsea ini menyebut optimistis, timnya akan bisa tampil bagus di Istanbul. Lampard percaya, pemain-pemainnya akan bisa bangkit.
"Saya paham bagaimana kualitas Liverpool. Mereka punya manajer fantastis dan kumpulan pemain hebat. Mereka pantas memenangi Liga Champions. Tapi, bila kami mampu bermain maksimal, kami bisa memenangi pertandingan ini. Bagi klub seperti Chelsea, kami sangat memahami makna penting pertandingan ini," tutur Lampard.
Namun, Lampard harus bisa mengatasi recovery singkat pemain-pemainnya setelah tampil melawan United. Maklum, Kepa Arizabalaga dkk baru bermain Minggu (11/8) malam dan berakhir jelang Senin (12/8) dini hari. Bandingkan dengan Liverpool yang bermain melawan Norwich pada Sabtu (10/8) dini hari.
Kenangan "gol hantu" 2005
Bagi Lampard, Istanbul dan laga melawan Liverpool juga menyisakan kenangan. Tapi kenangan pahit. Sebab, pada 2005 lalu, Lampard bersama timnya, Chelsea, sejatinya tinggal selangkah untuk tampil di final pertama mereka di Liga Champions di Istanbul.
Namun, Chelsea kalah agregat tipis 0-1 dari Liverpool di babak semifinal. Setelah bermain 0-0 di London, mereka kalah 0-1 di Anfield, markas Liverpool. Ironisnya, gol kemenangan Liverpool kala itu yang dicetak Luis Garcia di menit keempat, terbilang kontroversial.
Bola sepakan pemain Spanyol itu belum jelas apakah sudah melewati garis gawang karena bolanya belum menyentuh tanah. Tapi wasit Lubos Michel dari Slovakia mengesahkannya jadi gol. Hingga kini, gol itu dikenang sebagai "gol hantu".
Andai saja kali ini Chelsea berhasil mengalahkan Liverpool, itu akan bermakna besar bagi Lampard. Dia bisa meyakinkan pendukung Chelse bahwa dirinya memang pria yang tepat untuk melatih klub berlogo singa biru itu. Fans Chelsea juga akan dengan mudah menganggap kekalahan dari United akhir pekan kemarin hanyalah "kecelakaan kecil".
Namun, bila kalah, Lampard akan langsung menghadapi tekanan berat di awal musim. Terlebih, di laga Liga Inggris berikutnya, Chelsea akan kembali melakoni jadwal lumayan berat saat menjamu Leicester City di Stamford Bridge (18/8).
Piala Super Eropa 2019 akan dipimpin wasit perempuan
Menariknya, laga perebutan Piala Super 2019 nanti akan dipimpin oleh wasit perempuan, Stephanie Frappart. Wasit asal Prancis berusia 35 tahun ini akan mencetak sejarah sebagai wasit perempuan yang memimpin pertandingan laki-laki di laga penting UEFA.
Dikutip dari Express UK, Frappart ditunjuk UEFA untuk memimpin laga Liverpool melawan Chelsea di Istanbul pada bulan lalu. Frappart memang punya jam terbang cukup dalam memimpin pertandingan.Â
Juli lalu, dia memimpin final FIFA Women's World Cup antara Amerika Serikat dan Belanda di Lyon, Prancis. Dia juga pernah memimpin laga semifinal UEFA Women's EURO 2017, serta final UEFA European Women's U-19.