Apa momen yang paling membuat pecinta olahraga bisa baper (bawa perasaan) sehingga tanpa sadar matanya akan berembun?
Apakah ketika melihat tim pujaannya kalah atau gagal juara?
Rasanya bukan. Mungkin ada fans yang baper ketika timnya kalah. Namun, sebagian lainnya palingan sekadar kecewa ketika melihat tim idolanya kalah. Mereka pastinya paham, bahwa dalam olahraga, ada yang menang dan ada yang kalah.
Pun, kalaupun timnya gagal juara dalam sebuah kompetisi, palingan uring-uringan selama rentang beberapa hari. Lantas, waktu akan membuat mereka 'kembali normal' sembari berharap di tahun berikutnya lebih beruntung. Mereka juga masih bisa berpikir positif bahwa meski gagal juara, toh tim mereka telah tampil luar biasa.
Namun, beda cerita bila sebuah cabang olahraga telah kehilangan salah satu pemain terbaiknya. Ya, masa ketika atlet/pemain terbaik dengan 'pengabdian panjang' dan sarat prestasi sehingga layak disebut legenda memutuskan pensiun, itulah salah satu touching moment dalam olahraga. Momen yang bisa membuat siapa saja lantas merasa kehilangan. Sebab, sang legenda tidak akan lagi 'naik panggung'.
Nah, Kamis (13/6) kemarin, dunia bulutangkis kehilangan salah satu pemain terhebat dalam sejarah olahraga tepok bulu ini. Pemain tunggal putra Malaysia, Lee Chong Wei, memutuskan gantung raket alias pensiun setelah 19 tahun menjadi salah satu "putra terbaik" bulutangkis di sektor tunggal putra.
Karena faktor kesehatan pasca dinyatakan kanker hidung
Keputusan Lee Chong Wei (untuk berikutnya saya tulis LCW) untuk gantung raket tersebut terbilang mengejutkan. Memang, usia LCW sudah memasuki senja, 36 tahun. Dia lebih senior 15 tahun dibanding dua tunggal putra andalan Indonesia saat ini, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.
Kesehatannya juga tidak lagi prima seperti dulu. Utamanya setelah dia didiagnosis mengidap kanker hidung pada Juli 2018 lalu. Sejak itu, hingga pertengahan tahun 2019 ini, dia tidak lagi turun bermain di turnamen BWF.
Namun, semangatnya untuk kembali bermain belum pudar. Setelah menjalani serangkaian penanganan medis di Taiwan, dia sempat kembali berlatih. Media-media Malaysia mengabarkan pemain yang mendapat gelar kehormatan Datuk ini latihan rutin tiga kali seminggu. LCW bersikukuh untuk kembali mengayun raket di lapangan.
Bahkan, November tahun lalu, LCW sempat mengumumkan akan kembali bermain di Malaysia Open tahun ini yang digelar April lalu. Dia juga berharap bisa tampil di Olimpiade 2020 Tokyo demi menghapus rasa penasarannya setelah di tiga edisi Olimpiade sebelumnya selalu menjadi runner-up/meraih medali perak.
Tetapi memang, manusia hanya bisa berencana. Seorang atlet, sekuat apapun tekadnya, juga akhirnya harus berlapang dada dengan kondisinya. Setelah kembali berlatih dan intens berkonsultasi dengan tim dokter di Jepang belum lama ini, Lee Chong Wei akhirnya menyadari, bahwa kesehatannya tidak lagi mendukung.
Hampir dua dekade bermain bulutangkis membuatnya peka, bahwa badannya tidak lagi bisa dipaksa untuk bermain di level tertinggi seperti sebelumnya. Meski, dirinya sangat ingin bermain di Olimpiade tahun depan. Karenanya, dia pun mengumumkan pensiun dari bulutangkis.
Ingin punya banyak waktu bersama keluarga
Lee Chong Wei mengumumkan pensiun di kantor Kemenpora Malaysia, kemarin. Ketika berbicara di depan awak media, bapak dua anak ini tidak bisa menutupi kesedihannya, bahkan hingga menitikkan air mata. Ah, momen seperti ini memang paling emosional di olahraga.Â
"Months ago, all of you knew I had cancer. I fought it. And I thought I fought it well. I thought I could try one more time". Begitu Lee Chong Wei mengalami kalimat perpisahannya yang dikutip dari akun resmi Instagramnya.
Berikutnya dia menulis:
"I am just someone who love to play badminton. Someone who love my country. I feared of retiring with regrets. I was scared of not delivering that elusive Olympic gold for Malaysia. So when I was cleared of cancer, I took up my racquet and trained once again".
"After few days of light training, I wanted to get clearanyce from my doctor to heighten my training intensity, then i was dealt a major blow. From that scan, doctor shook his head and said i might face the risk of recurrence if I continue to train. Mew Choo crumbled crying. She feared i might be stubborn and continue to pursue my dream".
Bila diterjemahkan bebas, dua paragraf dari isi surat pamitan LCW itu maknanya kurang lebih:
"Saya hanya seseorang yang senang bermain bulutangkis. Seseorang yang mencintai negara. Saya takut pensiun dengan penyesalan. Saya takut tidak memberikan emas Olimpiade untuk Malaysia. Jadi ketika saya terbebas dari kanker, saya mengambil raket, dan berlatih sekali lagi."
"Setelah beberapa hari pelatihan ringan, saya ingin mendapatkan kejelasan dari dokter untuk meningkatkan intensitas pelatihan, tetapi saya mendapat kabar pahit. Dari pemindaian itu, dokter menggelengkan kepalanya dan berkata saya mungkin menghadapi risiko kambuh jika terus berlatih. Mew Choo (istri LCW) menangis. Dia cemas bila saya keras kepala dan terus mengejar mimpi".
Hasil pemindaian dokter dan kekhawatiran istrinya itu sempat membuat LCW kebingungan. Dia belum siap untuk menggantung raket setelah hampir dua puluh tahun bermain bulutangkis. Termasuk belum siap bila harus mengubur impiannya meraih emas Olimpiade.
Namun, masa jeda dari bulutangkis membuatnya tersadar. Bahwa hidupnya bukan hanya untuk bulutangkis, tetapi juga untuk istri dan kedua anaknya. Selama jeda, dia sering menghabiskan waktu bersama dua putranya, Kingston dan Terrence. LCW mengaku sering memandikan mereka, memberi mereka makan, dan mengajari bulutangkis. Dia memperhatikan keduanya tumbuh dewasa.
"Kemudian saya tersadar. Saya seharusnya tidak egois. Saya telah bermain untuk diri sendiri, saya telah bermain untuk negaraku. Kali ini, saya ingin memainkan peran seorang ayah, untuk waktu yang lama. Saya ingin melihat mereka tumbuh menjadi pria yang pantas, menikahi, punya anak. Merawat istriku ketika dia sudah tua juga".
"Jadi, saya telah membuat keputusan untuk berhenti. Saya menyesal tidak bisa ke Tokyo kali ini (Olimpiade 2020). Saya minta maaf, saya tidak memberikan emas Olimpiade, tapi saya tidak menyesal karena sudah mencoba yang terbaik. Saya sudah selesai. Terima kasih banyak untuk kalian semua. Lee Chong Wei pensiun".
Respons luar biasa dari keluarga besar bulutangkis dunia
Tiga postingan pamitan LCW itu mendapat respons luar biasa dari ribuan penggemarnya dan juga para badminton lovers yang sempat melihat dan mengagumi permainan menyerangnya (termasuk saya). Ada lebih 18 ribu komentar warganet yang merespons keputusan LCW untuk gantung raket.
Akun Instagram shuttlers.zone bahkan menggambarkan kabar itu sebagai "sad day for badminton lovers" yang direspons ribuan komentar. Mereka bahkan membuat tanda pagar #thankyouLeeChongWei.
Termasuk Anthony Ginting, di akun IG nya menulis doa baik untuk LCW. "Happy retirement to one of my role models in badminton. Wishing you best of luck and good health in the future" dengan tanda pagar #respect dan #legend.
Lee Chong Wei memang salah satu pemain elit dunia tunggal putra. Dia pantas disebut legenda. Pebulutangkis berusia 36 tahun itu menandai kariernya dengan deretan prestasi keren.
Dikutip dari Badmintalk_com, Lee Chong Wei merupakan pemegang rekor peringkat 1 dunia BWF terlama (367 minggu dan 199 minggu berturut-turut). Dia satu-satunya pemain yang di akhir tahun duduk di peringkat 1 dunia selama 6 tahun berturut-turut. LCW juga memenangkan penghargaan 'BWF Player of the Year' terbanyak (4 kali: 2009, 2010, 2011, 2014).
Lee Chong Wei pernah dijuluki sebagai rajanya super series setelah rutin menjadi juara di turnamen paling elite BWF itu (47 gelar juara). Diantaranya empat gelar juara All England (2010, 2011, 2014, 2017). Serta, pemain non-Indonesia dengan gelar Indonesia Open terbanyak (6). Dia juga satu-satunya atlet sepanjang sejarah yang memenangkan 3 medali perak Olimpiade berturut-turut (2008, 2012, 2016).
Masih banyak lagi catatan prestasi LCW. Dia memang legenda bulutangkis. Sayangnya, seperti halnya Taufik Hidayat, legenda memang akan pensiun. Tapi, dia tidak akan pensiun dari hati kita. Akan ada banyak pemain hebat yang datang dan pergi, tetapi kenangan hebat mereka tidak akan pernah lenyap.
Seperti pesan Lee Chong Wei dalam surat pamitannya: "I hope my name Lee Chong Wei has inspired you all one way or another, same like the way you guys inspired me". Selamat menikmati episode 'hidup baru' legend.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H