Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berempatilah pada Mereka yang "Kehilangan" Hewan Peliharaan

13 Juni 2019   10:38 Diperbarui: 20 April 2021   11:00 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kucing bisa menjadi bagian keluarga/Foto: Kucingpedia

Pernah dia pulang dengan kaki terpincang-pincang. Setelah saya pijat dan mengolesinya dengan minyak tawon, kondisinya lantas membaik. Namun, beberapa pekan kemudian, di suatu sore, dia pulang dengan kondisi yang lebih parah. Dia seperti tidak bisa berjalan. Bahkan, dari kemaluannya keluar darah. Badannya seperti tidak kuat berdiri.

Selama dua hari, dia hanya tidur-tiduran. Badannya lemas. Minuman susu hangat, dan makanan yang biasanya lahap ia makan, kali ini tak disentuhnya sama sekali. Dia menyendiri. Dan, saya bilang ke anak-anak, kucing bila seperti itu, itu salah satu tanda-tanda kematian. Dan, benar adanya, Minggu malam, Boni mengembuskan nafas terakhirnya.

Saya lantas menggendongnya. Menaruhnya di tempat hangat sembari menyelimutinya. Air mata saya tumpah. Ya, saya menangis karena kucing itu telah pergi untuk selama-lamanya. Anak sulung saya yang berusia 7 tahun, juga tak henti-henti menangis. Dia tidur sembari terisak.

"Tapi Boni kini senang karena bisa ketemu mamanya," ujarnya.

Sementara si kecil yang berusia empat tahun, mungkin belum sadar. Tapi, dia lantas mencarinya secara dia yang paling gemas dengan Boni. Dia sampai bilang tidak mau memelihara hewan lagi karena takut bila ditinggal mati.

Keesokan harinya, Senin pagi yang seharusnya menjadi momentum untuk mengawali pekan dengan semangat membuncah, saya malah harus menguburkan dia di halaman rumah. Setelahnya, bayang-bayang kebersamaan dengannya masih terngiang.

Ah, kamu akan dirindukan, Boni. Kepergianmu membuat kami larut dalam haru. Kami akan merindukan suara mengeongmu selepas Shubuh ketika kau meminta makan. Bahkan makananmu pun masih ada. Kami akan rindu "gaya merajukmu" kala hendak ditinggal pergi ke luar kota. Kami akan rindu caramu berlari menghampiri begitu tahu kami kembali ke rumah selepas pergi.

Kami akan rindu pose manjamu yang mendadak tiduran di kaki ketika sedang asyik menulis. Dan, tentu saja kami akan rindu pose tiduran mematung sembari mengibaskan ekormu ketika ayat Alquran dilantunkan. Ya, you'll be missed. Kamu akan dirindukan, Boni.

Pesan saya, buat sampean yang masih punya binatang peliharaan, jaga dan sayangilah dia sebaik mungkin. Sebab, kau tidak tahu kapan akan berpisah dengannya. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun