Hasil di Anfield dini hari tadi menegaskan bahwa sepak bola ternyata belum kehilangan sisi paling menariknya. Apa itu? Misteri. Ya, misteri atau dalam terminologi yang lebih akrab dengan sepak bola disebut kejutan, ternyata masih belum hilang.
Hasil tak terduga alias kejutan ketika hampir semua orang mengatakan tidak mungkin seperti yang terjadi di Anfield inilah yang menjadi pesona sepak bola. Hasil seperti inilah yang menyelamatkan sepak bola dari kecenderungan terkini yang pernah dikeluhkan mendiang legenda Brasil, Socrates sebagai kian "mekanik". Bahwa seolah semua perkara di sepak bola selesai dengan "mantra statistik".
Kalau sampai sepak bola kehilangan itu, alangkah membosankannya. Sepak bola mungkin hanya mengenal mereka yang menangan, hanya dijejali Goliath dan tidak mengenal David. Padahal, sepak bola seharusnya bisa mengirimkan cahaya ke hati yang dipenuhi kegelapan karena semua tim punya harapan sama.
Beruntunglah kita sebagai penikmat, Liga Champions tahun ini menyuguhkan berbagai kejutan dan tidak sekadar mengedepankan statistik.
Selain Liverpool, hadirnya Ajax Amsterdam dan Tottenham Hotspur di semifinal padahal di awal kompetisi sama sekali tidak diperhitungkan, menjadi bagian dari kejutan.
Kini, pemain-pemain Liverpool tinggal merayakan kemenangan heroik ini. Rabu (8/5) malam nanti atau dini hari waktu Indonesia, mereka bisa duduk manis menyaksikan laga di Amsterdam Arena antara Ajax menjamu Totttenham di leg II semifinal.
Mungkinkah Tottenham yang tertinggal 0-1 di leg I, mampu come back dan mewujudkan final sesama tim Inggris. Ataukah Ajax yang bablas ke final dan meneruskan kejutan mereka setelah sebelumnya menyingkirkan Real Madrid dan Juventus.
Ah, apapun hasil laga dini hari nanti, mari mengapresiasi dan memberi ucapan selamat untuk Liverpool. Selamat karena mereka telah berhasil merawat salah satu "aset penting" di sepak bola.
Aset bernama kejutan---yang bahkan mungkin di luar nalar---yang membuat pecinta olahraga ini rela berdebar-debar dan berharap-harap cemas di tribun ataupun di depan layar kaca. Sebab, sepak bola selalu menawarkan harapan meski akal mengatakan tidak mungkin. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H