Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Makna Kemenangan Liverpool bagi Sepak Bola di Era "Mantra Statistik"

8 Mei 2019   06:49 Diperbarui: 8 Mei 2019   14:36 1549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shaqiri mampu mengisi peran Mo Salah. Origi? Anak muda asal Belgia ini mengawali gol Liverpool di menit ketujuh. Itu gol pertamanya di Liga Champions. Skor 0-1 itu menjadi akhir babak pertama.

Di babak kedua, Klopp memasukkan Gini Wijnaldum, menggantikan Andy Robertson. Hasilnya instan. Pemain tengah asal Belanda ini mencetak dua gol hanya dalam dua menit. Menit ke-54, dia menghujamkan bola ketika bek-bek Barca seperti mematung dan sundulan sadis di menit ke-56 meneruskan umpan Shaqiri.

Gol kedua Wijnaldum itu memmbuat Anfield bergemuruh. Defisit tiga gol di leg I, ternyata bisa dikejar tidak sampai satu jam. Dan, di menit ke-79, Origi meneruskan sepak pojok Alexander-Arnold yang sempat membuat bengong bek-bek Barcelona.

Sampai di sini, perjuangan Liverpool belum selesai. Sebab, andai Barcelona mencetak satu gol, Liverpool akan tersingkir karena faktor gol away. Namun, kolaborasi Virgil van Dijk dan Joel Matip, rupanya menjadi "benteng" yang sulit ditembus oleh Messi dan kawan-kawan. Skor 4-0 bertahan hingga akhir.

Liverpool akan tampil di final kesembilan di Liga Champions/Foto: Twitter Liverpool
Liverpool akan tampil di final kesembilan di Liga Champions/Foto: Twitter Liverpool
Liverpool pun kembali tampil di final Liga Champions yang akan digelar di Kota Madrid pada 1 Juni mendatang. Ini final kesembilan Liverpool di Liga Champions. Bila tahun lalu mereka dikalahkan Real Madrid di final, Liverpool pastinya ingin menebus kegagalan di Kota Madrid.

"Ini malam yang spesial, sangat spesial. Mengalahkan Barcelona tentu saja hal tersulit, terlebih bila Anda sudah tertinggal 3-0," ujar
ujar Juergen Klopp seperti dikutip dari liverpoolfc.com

"Sebelum pertandingan, saya berkata kepada mereka (pemain): 'segalanya hanya akan mungkin selama kalian berpikir kita masih punya peluang. Kami menang karena mereka memiliki mental luar biasa," sambung Klopp.

Liverpool membalik prediksi di atas kertas

Liverpool menjadi tim ketiga dalam sejarah Liga Champions yang mampu memenangi laga semifinal setelah kalah tiga gol di leg pertama. Sebelumnya ada Panathinaikos di tahun 1971 dan Barcelona tahun 1986.

Khusus bagi kiper Liverpool, Alisson Becker, dia mencatat "rekor pribadi" sebagai pemain yang dua kali mampu meng-come back Barcelona. Musim lalu, Alisson yang bermain di AS Roma, juga menyingkirkan Barcelona di perempat final lewat kemenangan come back 3-0 di leg II di Roma setelah kalah 1-4 di leg pertama.

Kemenangan Liverpool atas Barcelona di semifinal Liga Champions ini bermakna besar bagi sepak bola. Utamanya di era ketika sepak bola semakin canggih dan bahkan acapkali diposisikan seperti hitung-hitungan "matematika". Seolah sepak bola selesai dalam hitung-hitungan di atas kertas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun