Bongkar pasang tersebut diharapkan bisa menjadi penyegaran dan menghadirkan motivasi baru. Hasilnya, Debby malah tidak mampu meraih satupun gelar. Bahkan tidak pernah masuk ke final turnamen BWF.
Hingga akhir masa baktinya di lapangan bulu tangkis, Debby mengaku masih ada beberapa 'mimpi' yang belum tercapai. Di antaranya medali olimpiade dan juga medali kejuaraan dunia. Toh, 'mimpi ynag tak terbeli' itu tidak membuatnya sampai menyesali kariernya di bulu tangkis.
"Saya tidak mau fokus ke sana, saya merasa puas dengan apa yang saya dapat dari nol sampai sekarang. Bukan hasil yang didapat, tapi proses yang sudah saya lalui yang lebih saya banggakan," ujarnya.
Debby benar. Di olahraga, kepuasan tidak selalu diukur dengan hasil ataupun raihan medali. Ada banyak hal lainnya yang bila disyukuri, bisa menjadi sumber kebanggaan bagi sang atlet. Salah satunya perihal perjuangan dari awal hingga di titik sekarang.
Bahkan, Debby mau berbesar hati di turnamen terakhirnya ini tidak berpasangan dengan Praveen. Dia tidak egois. Padahal, ada banyak yang berharap melihat dirinya tampil bersama Praveen seperti dulu. Siapa tahu, bila tampil bersama Praveen, Debby bisa mengakhiri Indonesia Masters 2019 dengan lebih manis. Apa kata Debby?
"Jordan harus fokus perolehan poin olimpiade, dia harus mengumpulkan poin dan mengikuti turnamen sebanyak-banyaknya bersama Melati. Biarkan Jordan cari poin, supaya lebih konsisten dan lebih padu," ujarnya.
Praveen/Melati memang menjadi salah satu dari dua pasangan ganda campuran Indonesia selain Hafiz Faizal/Gloria Widjaja yang oleh PBSI diprioritaskan untuk berjuang merebut 'tiket' tampil ke Olimpiade 2020. Syaratnya, mereka harus ada di rangking 16 besar dunia.
Menurut Debby, meski belum mampu meraih gelar sejak dipasangkan pada awal tahun 2018 lalu, Praveen/Melati telah memperlihatkan progress bagus. Utamanya dalam hal komunikasi di dalam dan luar lapangan. Debby yakin, ke depannya, mereka bisa berkembang lebih baik.Â
"Saya doakan mudah-mudahan bisa melebihi apa yang saya raih bersama Praveen. Sebenarnya mereka hanya kurang di konsisten saja, kalau sudah bisa konsisten mereka sudah jadi pemain papan atas," tutur Debby. Â
Nama Debby Susanto mulai dikenal publik pada tahun 2007 ketika usianya baru 18 tahun. Kala itu, dia berhasil meraih medali emas di Kejuaraan Asia Junior 2007 di Malaysia. Debby tampil di ganda putri bersama Richi Puspita Dili. Debby juga ikut membawa tim putri Indonesia meraih perunggu di nomor beregu.Â
Di tahun 2007 itupula, Debby meraih medali perunggu kejuaraan dunia junior yang berlangsung di Selandia Baru. Dia tampil di ganda campuran bersama Afiat Yuris Wirawan.Â