Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Caleg dan Pemain Bola Terbaik Dunia

19 Oktober 2018   07:45 Diperbarui: 22 Oktober 2018   08:31 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para caleg bisa belajar dari pemain sepak bola/Foto: AdaKita News

Karenanya, ketika di lapangan, mereka tidak ingin mengecewakan suporter yang telah datang ke stadion dan membayar tiket berharga mahal. Mereka ingin meraih kebanggaan untuk diri mereka sendiri, untuk suporter dan juga timnya.

Maka, tidak ada pemain bola yang malas dan acuh ketika berada di lapangan. Semuanya rajin berlari. Mereka tidak egois. Mereka mau bekerja sama demi meraih hasil terbaik untuk tim nya.

Pemain bola sadar, bahwa waktu mereka di lapangan sangatlah terbatas untuk bisa berprestasi. Ketika peluit wasit berbunyi tanda berakhirnya pertandingan, tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan. Karena itu, pemain bola selalu bergerak dinamis menjalani peran mereka di lapangan.

Mantan kapten Timnas Inggris dan Arsenal, Tony Adams pernah bilang begini: pesepak bola itu bermain mewakili nama di kostum depan mereka, tetapi orang akan mengenang nama di kostum belakang mereka.

Artinya, seorang pesepak bola itu berlatih keras dan bermain sampai rela "makan rumput" demi membela klubnya. Mereka mendedikasikan semua kemampuan terbaik mereka demi klub yang telah menggaji dan menjadi bagian keluarga mereka. Dan puluhan tahun kemudian, suporter mungkin lupa mereka pernah bermain di klub itu karena mereka bisa saja berpindah-pindah klub. Tapi, orang akan mengingat nama mereka.

Sama saja dengan para caleg, seharusnya mereka tidak bermalas-malasan baik ketika masih "promosi" menjadi calon legislator ataupun kelak ketika sudah terpilih. Sebagai orang yang terpilih mewakili kepentingan rakyat, mereka seharusnya sudah tahu apa yang hendak mereka perbuat demi mewakili aspirasi masyarakat yang mereka wakili.

Seperti permainan sepak bola yang dibatasi waktu, harusnya mereka tahu bahwa waktu mereka untuk menikmati empuknya kursi dewan, juga terbatas. Belum tentu, pada periode lima tahun berikutnya, mereka akan kembali terpilih. Maka, mumpung "pertandingan belum berakhir", silahkan tampil sebaik mungkin, buat rakyat bangga. Jangan malah seperti sindiran anekdot pil KB itu. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun