Bukan tugas yang sulit. Toh, para pelatih dan kapten Timnas ini sekadar memilih nama-nama yang sudah masuk nominasi. Mereka tidak perlu bingung karena sudah tahu bagaimana penampilan pemain yang masuk nominasi tersebut selama kompetisi sebelumnya. Palingan, pelatih dan kapten Timnas itu baru akan kesulitan milik kalau disuruh milih caleg. Â
Dalam beberapa tahun terakhir, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi adalah dua nama yang bergantian memenangi gelar pemain terbaik dunia. Baru tahun ini, ada "nama baru" yang memenanginya: Luka Modric.
Siapapun pemenangnya, baik Ronaldo, Messi dan Modric dipilih tentu bukan karena mereka rajin memasang iklan di televisi yang tayang pada jam prime time ataupun di halaman depan koran-koran terkenal agar pelatih dan kapten Timnas itu mau memilihnya.
Mereka juga tidak memasang baliho atau banner bertuliskan "pilih saya" di stadion manapun. Dan, mereka juga tidak menyewa konsultan iklan ternama untuk menasehatinya perihal pencitraan dirinya agar bisa terpilih jadi pemain terbaik.
Ronaldo, Messi dan Modric terpilih karena yang memilih, tahu bahwa mereka punya keistimewaan yang membuat mereka lebih spesial dibandingkan ribuan pemain lainnya. Mereka dipilih karena terbukti telah bermain luar biasa dan bisa bekerja sama dengan teman-teman setimnya untuk meraih kejayaan.
Ambil contoh Messi, konon dia disukai karena punya attitude (sikap) yang bersahabat di lapangan. Dia bukan pemain arogan yang merasa lebih hebat dari lainnya (meski banyak yang menjulukinya 'alien' karena kemampuan olah bolanya berbeda dari manusia kebanyakan).Â
Dia juga tidak pernah begadang semalaman di klub malam karena tahu besok dia harus bangun pagi untuk berlatih. Messi tahu kewajiban dan hal yang tak boleh dilakukannya. Messi-lah representasi pemain bola yang mau bekerja keras karena tidak ingin mengecewakan fansnya.
"I made sacrifices leaving Argentina. Leaving my family. All for football, to achieve my dream. That's why I didn't go out partying," ujar Messi dalam sebuah wawancara dengan media Spanyol, Marca.
Inspirasi Sepak Bola untuk Para Caleg
Seharusnya, para caleg yang ingin terpilih, juga bisa belajar dari Messi tentang etos kerja, disiplin dan perlunya attitude yang baik. Seharusnya, para caleg ini bisa mengambil pelajaran hidup dari sepak bola.
Coba lihat, di manapun, pemain sepak bola itu rajin. Di lapangan, mereka rajin berlari, tidak ada yang malas-malasan. Pemain bola, baik itu di liga top Eropa maupun di Liga Indonesia, sadar bahwa mereka memikul amanah sebagai "wakil suporter".