Greysia/Apriani selalu kalah dalam lima kali pertemuan dengan Takahashi/Matsutomo, tiga diantaranya terjadi di tahun 2018. Terakhir, mereka kalah di perempat final Kejuaraan Asia 2018 dengan skor 19-21, 14-21 pada pertengahan April lalu. Sebelumnya, Greysia/Apriyani juga kalah di semifinal Kejuaraan Beregu Asia pada Februari lalu. Dan, Januari lalu, Greysia/Apriani takluk di final Indonesia Masters.
Sementara Della/Rizki yang diharapkan bisa membuat kejutan di kejuaraan Asia 2018 setelah mengalahkan QIngchen/Yifan di round 2, juga dihentikan Fukushima/Hirota di semifinal. Dan, pekan lalu, Della/Rizki yang diharapkan bisa juara, takluk dari Sakuramoto/Takahata di perempat final New Zealand Open. Pendek kata, ganda putri Jepang kini menjadi semacam batu krypton bagi ganda putri Indonesia.
Masih ada waktu bagi ganda putri Indonesia untuk terus berproses sebelum Asian Games 2018 digelar. Dan, bicara Asian Games, ganda putri Indonesia juga pernah mengalahkan Matsutomo/Takahashi. Yakni, ketika Greysia masih berpasangan dengan Nitya Krishinda. Mereka meraih medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan dengan mengalahkan Matsutomo/Takahashi 21-15, 21-9. Semoga epik itu bisa kembali muncul di Asian Games 2018. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H