Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ketika Liverpool Mengulang “Keajaiban Istanbul 2005”

15 April 2016   10:23 Diperbarui: 15 April 2016   11:21 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan, karena Klopp adalah seorang motivator bola. Karena Klopp punya kemampuan public speaking hebat. Karena Klopp tidak memposisikan dirinya sebagai bos yang hanya bisa menyuruh tetapi dia punya kedekatan dengan pemain-pemainnya, maka cara itu sangat-sangat berhasil untuk membakar motivasi The Reds.

“Saya katakan kepada mereka, saya tidak berada di sana (Istanbul), tetapi ada beberapa pemain Liverpool yang sekarang menjadi experts di TV, mereka sempat tertinggal 3-0 tetapi kemudian memenangi final Liga Champions,” ujar Klopp.

[caption caption="Klopp dan Lokvrends, memperlihatkan tidak ada yang tidak mungkin/Daily Mail"]

[/caption]“Saya melihat laga itu. Saya duduk manis sambil minum bir. Saya tidak berpikir Liverpool akan menang tetapi saya yakin, mereka masih punya kesempatan dan mereka melakukannya. Kami pun bisa melakukannya,” ujar Klopp lagi.

Bagi Klopp, yang terpenting bukanlah memenangi pertandingan. Tetapi memperlihatkan karakter Liverpool. Karakter sebagai tim besar yang tidak menyukai kekalahan. Bila karakter itu keluar, urusan memenangi pertandingan akan menjadi lebih mudah. Dan itulah yang dilakukan anak asuh Klopp pagi tadi. Mereka memperlihatkan karakter bahwa apapun masih mungkin.

[caption caption="Klopp meluapkan emosinya/Daily Mail"]

[/caption]“Tidak penting bila kami kalah, itu bisa terjadi kapanpun di sepak bola, tetapi kami harus menunjukkan karakter. Mudah mengucapkan tetapi sulit melakukannya. Butuh keberanian lebih ketika tertinggal dua gol di babak pertama. Tetapi, kami harus bisa menempuh jalan sulit. Dan, sulit dipercaya bisa berakhir seperti ini,” sambung Klopp.

Ah ya, selain momen Istanbul itu, mungkin sedikit yang ingat bahwa Liverpool era Klopp juga pernah melakukan come back luar biasa di Liga Inggris. Tepatnya pada 23 Januari 2016 ketika meladeni tuan rumah Norwich City. Liverpool sempat tertinggal 1-3 hingga menit ke-55, lantas berbalik unggul 4-3 di menit ke-75. Sempat disamakan 4-4 di menit ke-92 yang seolah akan menjadi hasil akhir laga, tetapi di menit terakhir, 95, Liverpool mencetak gol kemenangan.

Saking girangnya merayakan gol itu dengan para pemainnya, berpelukan dengan pemainnya, kacamata kesayangan Klopp sampai terjatuh dan pecah. Tapi, apalah makna kacamata bila dibanding kemenangan luar biasa seperti itu. Sama saja dengan laga melawan Dortmund ini, seberapa pun ia menderita sepanjang laga, pada akhirnya, dia bisa tertawa di akhir laga. Dan, seperti pepatah Inggris, pemenang adalah mereka yang tertawa di bagian akhir cerita.

Kini, Liverpool tinggal menunggu lawan di semifinal. Bisa dua tim Spanyol, sang juara bertahan Sevilla, atau Villarreal. Atau, tim Ukraina, Shakhtar Donetsk. Undian akan digelar UEFA pada Jumat (15/4) siang waktu Eropa atau petang waktu kita. Salam.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun