Anda yang seringkali menggunakan peralatan mesin, pastinya pernah membaca peringatan di sticker yang tertempel di mesin tersebut. Bunyinya kurang lebih “jangan terlalu sering dipakai karena akan menyebabkan mesin aus”.
Dalam bahasa yang paling mudah untuk dipahami, semakin sering mesin dipakai, maka semakin cepat mesin tersebut berpotensi mengalami kerusakan. Pertanyaannya, apakah efek aus pada mesin tersebut juga berlaku pada manusia? Apakah jika terlalu sering dipakai, maka tubuh manusia juga akan aus seperti mesin?
Ada “Rahasia Energi” di Tubuh Kita
Ternyata tidak. Penjelasan paling gampang tentu karena manusia memang bukan mesin. Tetapi, ternyata ada “rahasia energi” dalam tubuh manusia yang mungkin belum disadari oleh banyak orang, dan mungkin juga oleh kita. Bahwa, dalam tubuh kita berlaku ‘teori energi’.
Dalam teori energi dinyatakan, energi itu tidak pernah hilang tetapi bisa berubah bentuk. Maknanya, jika kita mengeluarkan energi positif, maka energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk positif. Sebaliknya, jika kita mengeluarkan energi negatif, maka energi negatif itulah yang akan kembali kepada kita.
Saya tidak sekadar berteori. Tetapi saya telah membuktikan langsung kebenaran dari teori energi tersebut. Tepatnya setelah saya menjalani profesi baru usai memutuskan mundur dari pekerjaan lama pada Maret 2013 lalu.
Saya pada akhirnya mendapatkan pemahaman bahwa semakin kita aktif bergerak di pagi hari, akan berdampak posiif pada kebugaran tubuh kita dalam menjalani rutinitas seharian. Aktif bergerak di pagi hari ternyata bernilai investasi untuk mendapatkan hari yang produktif.
A day begins at 03.00
Dulu, saya bekerja di sebuah perusahaan di Surabaya yang ritme kerjanya selalu pulang larut malam. Ketika tiba di rumah di Sidoarjo, saya sulit untuk langsung tertidur. Tetapi butuh waktu untuk menonton televisi sembari meluruskan kaki. Saya biasanya baru bisa tertidur diatas pukul 24.00 WIB. Suara jam beker rutin membangunkan saya pukul 05.00 WIB untuk mendirikan sholat Shubuh. Setelah itu, saya kembali tidur yang saya sebut dengan “tidur jilid II” dan baru terbangun sekitar pukul 08.00 WIB.
Pola tidur yang seperti itu ternyata berdampak negatif bagi tubuh saya. Apalagi, saya jarang berolahraga pagi. Seringkali, ketika berangkat kerja pukul 10.00 WIB, saya merasakan kantuk luar biasa di jalan sehingga tidak jarang saya menepi untuk kemudian sejenak tertidur di atas motor.
Kini, pola hidup saya berubah seiring berubahnya pekerjaan. Saya tidak lagi pulang larut malam karena sore hari sudah tiba di rumah. Setelah bermaina dengan anak-anak dan menonton televise di ruang keluarga, saya bisa lebih cepat berangkat tidur. Dan bagusnya, karena tidur lebih cepat, mata saya juga bisa diajak bangun lebih pagi. Saya terbiasa memulai hari pukul 03.00 pagi.
Setelah terbangun, saya tidak kembali tidur. Saya memilih untuk menyibukkan diri dengan melakukan beragam aktivitas yang biasanya dikerjakan istri saya. Setiap pagi, ada listing pekerjaan yang membuat saya lebih aktif bergerak. Mulai dari merapikan buku dan mainan anak-anak, mencuci piring, mencuci baju-baju, merapikan baju anak-anak, menyetrika, lalu menyapu rumah, hingga menata taman kecil di halaman rumah.
Jalan Kaki Pagi, Aktivitas Ringan Bermanfaat Besar
Sekitar pukul 05.00 pagi, ketika pekerjaan di rumah selesai, saya masih punya waktu untuk berolahraga. Senam pagi ringan sembari jalan kaki pagi keliling kompleks perumahan dan menghirup udara pagi, sungguh menyegarkan. Apalagi bila disambung dengan mandi pagi dan sarapan makanan bernutrisi.
Meski terkesan ringan dan santai, jalan kaki ternyata menjadi aktivitas sehat. Dan salah satu waktu terbaik untuk berjalan kaki adalah pagi hari, yaitu sebelum sarapan atau setengah jam setelah itu. Sebuah ulasan di jurnal kesehatan menyebutkan, dengan aktif berjalan kaki di pagi hari, akan meningkatkan asupan oksigen dan menfasilitasi sirkulasi darah sehingga dapat mencegah kolesterol terakumulasi dalam tubuh. Berjalan juga dapat memperkuat tulang dan otot, karena gerakan berjalan memerlukan lebih dari 600 otot dan 200 tulang yang bekerja. Berjalan pada pagi hari secara signifikan juga dapat membantu mengurangi lemak tubuh, serta efektif untuk mencegah penyakit yang datang seiring bertambahnya usia.
Berikut beberapa fakta tentang jalan kaki yang disarikan dari berbagai sumber:
1. Jalan kaki selama 20 menit setiap hari akan membakar tujuh (7) pound lemak per tahun.
2. Jalan kaki lebih lama setiap hari selama 40 menit adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan.
3. Jalan kaki cepat dari 20 sampai 25 menit adalah kondisi terbaik bagi jantung dan paru-paru.
Aktif Gerak Pagi = Men-Charge Baterai Energi
Awalnya, saya melakukan rutinitas pagi dari beres-beres rumah hingga jalan kaki pagi demi membantu meringankan tugas istri saya. Sejak anak kedua kami lahir pada Maret 2013 yang diikuti keputusan saya resign dari pekerjaan lama, tugas istri saya jadi dua kali lebih berat. Seharian momong dua anak tentu menguras fisik dan juga emosi. Karenanya, ketika malam hari, saya membiarkan istri untuk tidur lebih lama agar energinya terisi utuh, sembari saya menyelesaikan “tugas keibuan” yang bisa saya kerjakan.
Tetapi, saya kemudian merasakan efek positif dari pola rutinitas pagi itu. Saya tidak pernah lagi merasakan kantuk dalam perjalanan menuju kantor. Bahkan, “baterai energi” tubuh saya seperti lebih dari cukup untuk terus beraktivitas sepanjang hari.
Padahal, di pekerjaan baru yang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor, godaan untuk sejenak tidur siang ketika jam istirahat tiba. Beberapa rekan kerja saya terbiasa melakukannya. Anehnya, saya tidak pernah merasakan godaan untuk merebahkan badan di kantor.
Saya lalu memiliki kesimpulan. Bahwa, tubuh bila diajak bergerak aktif di pagi hari dengan memberesi pekerjaan di rumah kemudian dilanjut berolahraga ringan di luar rumah, ternyata memberikan ‘bonus energi’ bagi tubuh. Saya pun meyakini, semakin kita memulai aktivitas lebih dini, semakin semangat kita menjalani siang hari. Sebaliknya, jika saya malas bangun pagi sehingga minim gerak, dampaknya pada berkurangnya efektivitas kerja. Gambarannya seperti pelari estafet. Bila seorang pelari pertama telah mampu berlari dengan baik, maka hasilnya akan berdampak positif pada pelari kedua di tahap berikutnya.
Logikanya, seharusnya orang yang bangun lebih siang, semestinya mempunyai simpanan energi lebih banyak dibanding orang yang bangun lebih pagi. Sebab, orang yang memulai aktivitas lebih pagi, energinya sudah lebih banyak terbuang dibanding orang yang bangun agak siang dan tidak melakukan aktivitas apa pun sebelumnya. Tapi ternyata, memulai bergerak aktif di pagi hari, tidak membuat saya kalah bugar dibanding kawan-kawan di kantor yang mungkin start aktivitasnya lebih siang.
Bangun lebih pagi lantas aktif bergerak dengan memberesi pekerjaan rumah tangga kemudian berolahraga ringan itu ibarat kita sedang men-charger baterai energi tubuh. Semakin banyak bergerak, maka ‘baterai energi’ tubuh kita akan terisi penuh. Saya pun mendapatkan jargon baru, bahwa bangun dini hari dan beraktivitas, itu lebih baik daripada baru tidur dini hari.
Tentu tidak mudah menerapkan teori “charge baterai energy tubuh” di pagi hari ini. Ada syarat agar teori itu bisa berjalan. Tetapi syarat ini sebenarnya mudah. Yang utama tentu saja tidur cukup dan juga suasana hati (mood) yang bagus. Syarat yang tidak terlalu berat kan?
Saya kira, sudah saatnya kita memulai kampanye gerakan Indonesia seGar, bahwa dengan semakin aktif bergerak di pagi hari, semakin besar akumulasi bonus energi yang akan kita dapat dan semakin segar badan kita untuk beraktivitas.
Semua orang bisa mencobanya karena “teori” ini sangat mudah diterapkan. Kita hanya perlu lebih aktif bergerak di pagi hari. Dan betapa menguntungkannya karena energi yang kita keluarkan di pagi hari, ternyata menjadi investasi yang menghasilkan bonus energi untuk beraktivitas seharian. Mau coba? Silahkan.(*)
Referensi :
http://www.kolomsehat.com/manfaat-berjalan-sebagai-olahraga-ringan/
http://www.readersdigest.co.id/sehat/olah.tubuh/jalan.kaki.dan.manfaat.hebatnya/005/003/96
http://www.coachingcorps.org/initiatives/active-day-healthy-life/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H