Jalan Kaki Pagi, Aktivitas Ringan Bermanfaat Besar
Sekitar pukul 05.00 pagi, ketika pekerjaan di rumah selesai, saya masih punya waktu untuk berolahraga. Senam pagi ringan sembari jalan kaki pagi keliling kompleks perumahan dan menghirup udara pagi, sungguh menyegarkan. Apalagi bila disambung dengan mandi pagi dan sarapan makanan bernutrisi.
Meski terkesan ringan dan santai, jalan kaki ternyata menjadi aktivitas sehat. Dan salah satu waktu terbaik untuk berjalan kaki adalah pagi hari, yaitu sebelum sarapan atau setengah jam setelah itu. Sebuah ulasan di jurnal kesehatan menyebutkan, dengan aktif berjalan kaki di pagi hari, akan meningkatkan asupan oksigen dan menfasilitasi sirkulasi darah sehingga dapat mencegah kolesterol terakumulasi dalam tubuh. Berjalan juga dapat memperkuat tulang dan otot, karena gerakan berjalan memerlukan lebih dari 600 otot dan 200 tulang yang bekerja. Berjalan pada pagi hari secara signifikan juga dapat membantu mengurangi lemak tubuh, serta efektif untuk mencegah penyakit yang datang seiring bertambahnya usia.
Berikut beberapa fakta tentang jalan kaki yang disarikan dari berbagai sumber:
1. Jalan kaki selama 20 menit setiap hari akan membakar tujuh (7) pound lemak per tahun.
2. Jalan kaki lebih lama setiap hari selama 40 menit adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan.
3. Jalan kaki cepat dari 20 sampai 25 menit adalah kondisi terbaik bagi jantung dan paru-paru.
Aktif Gerak Pagi = Men-Charge Baterai Energi
Awalnya, saya melakukan rutinitas pagi dari beres-beres rumah hingga jalan kaki pagi demi membantu meringankan tugas istri saya. Sejak anak kedua kami lahir pada Maret 2013 yang diikuti keputusan saya resign dari pekerjaan lama, tugas istri saya jadi dua kali lebih berat. Seharian momong dua anak tentu menguras fisik dan juga emosi. Karenanya, ketika malam hari, saya membiarkan istri untuk tidur lebih lama agar energinya terisi utuh, sembari saya menyelesaikan “tugas keibuan” yang bisa saya kerjakan.
Tetapi, saya kemudian merasakan efek positif dari pola rutinitas pagi itu. Saya tidak pernah lagi merasakan kantuk dalam perjalanan menuju kantor. Bahkan, “baterai energi” tubuh saya seperti lebih dari cukup untuk terus beraktivitas sepanjang hari.
Padahal, di pekerjaan baru yang lebih banyak menghabiskan waktu di kantor, godaan untuk sejenak tidur siang ketika jam istirahat tiba. Beberapa rekan kerja saya terbiasa melakukannya. Anehnya, saya tidak pernah merasakan godaan untuk merebahkan badan di kantor.
Saya lalu memiliki kesimpulan. Bahwa, tubuh bila diajak bergerak aktif di pagi hari dengan memberesi pekerjaan di rumah kemudian dilanjut berolahraga ringan di luar rumah, ternyata memberikan ‘bonus energi’ bagi tubuh. Saya pun meyakini, semakin kita memulai aktivitas lebih dini, semakin semangat kita menjalani siang hari. Sebaliknya, jika saya malas bangun pagi sehingga minim gerak, dampaknya pada berkurangnya efektivitas kerja. Gambarannya seperti pelari estafet. Bila seorang pelari pertama telah mampu berlari dengan baik, maka hasilnya akan berdampak positif pada pelari kedua di tahap berikutnya.