Tusukan Angin Fajar
Oleh : Muhammad Habib
Tetes air mata bagai embun pagi
Sendiri sepi menusuk hingga ke hati
Warna cerah tiba-tiba berubah gelap
Dapatkah aku bertahan?
Sayup angin malam menembus hingga badan
Kain penghangat tergenggam
Namun, tak mampu menghangatkan
Siapa lagi penghangat di kala malam?
Siapa lagi penyejuk di kala siang?
Aku bertanya kepada angin malam
Hai kamu... Bisakah memaknai puisi "Tusukan Angin Fajar" ini?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI