Tusukan Angin Fajar
Oleh : Muhammad Habib
Tetes air mata bagai embun pagi
Sendiri sepi menusuk hingga ke hati
Warna cerah tiba-tiba berubah gelap
Dapatkah aku bertahan?
Sayup angin malam menembus hingga badan
Kain penghangat tergenggam
Namun, tak mampu menghangatkan
Siapa lagi penghangat di kala malam?
Siapa lagi penyejuk di kala siang?
Aku bertanya kepada angin malam
Hai kamu... Bisakah memaknai puisi "Tusukan Angin Fajar" ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!