Mohon tunggu...
Muhamad Habibi
Muhamad Habibi Mohon Tunggu... Travel Engineer -

"Being Rich is not about How Much You Have, But How Much You Give"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pahlawan Pendidikan Pulau Salura di Perbatasan Australia-Indonesia

20 Maret 2019   20:07 Diperbarui: 20 Maret 2019   20:30 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otokol merupakan angkutan umum berupa truk yang belakangnya di tutupi terpal agar penumpang tidak kehujanan maupun kepanasan. Biasanya otokol bisa memuat orang, belanjaan dari kota, babi, ayam maupun hasil pertanian.

Perjalanan darat sampai desa katundu kurang lebih 4 sampai 5 jam dengan sepeda motor dan jika menggunakan otokol bisa 10 sampai 12 jam. Kemudian, sepeda motor kami dititipkan di rumah kepada desa Katundu.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Perjalanan laut dapat di tempuh 1 sampai 2 jam tergantung cuaca dan gelombang laut. Pak heri sudah janjian dengan pak Alex jam 3 sore untuk menjemput kami di pelabuhan desa Katundu. Perahu atau jukung pak Alex tak sebesar perahu di pulau Jawa. Perahu yang dapat memuat 6 -- 8 orang ini biasanya untuk mencari cumi -- cumi disekitar pulau Salura.

Biaya untuk satu kali trip dari desa katundu ke pulau Salura, kami harus membayar sewa 250 ribu sampai 300 ribu. Ganasnya ombak samudera Hindia membuat saya takut, karena pertama kali mengarungi samudera paling selatan wilayah Indonesia.            

Tepat pukul 17.00 WIT kami tiba di pulau Salura. Pulau paling ujung selatan Indonesia ini sangatlah damai meski penduduknya heterogen.

Terdapat beberapa suku di pulau Salura yaitu suku Jawa, Bajo, Sumba, Lombok, Bugis dan lainnya. Di pulau ini terdapat 2 masjid. Tidak ada sinyal maupun jaringan internet, sehingga komunikasi di pulau ini terbilang sangat sulit. Jika ingi komunikasi kita harus ke bibir pantai dan itupun sifatnya GSM (Geser sedikit mati).

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Permasalahan pendidikan pulau Salura sangat kompleks. Dari minimnya buku ajar, minimnya sarana sekolah, kurangnya guru dan terbatasnya alat praktek sekolah. Wajar jika memang SD maupun SMP di pulau salura terbatas karena jauh dari kota dan sulitnya akses menuju ke pulau ini.

Namun, dengan keterbatasan tersebut, para siswa SD maupun SMP sangatlah antusias dan semangat dalam kegiatan belajar mengajar.

Siswa siswi di pulau Salura sangat baik dalam menerima pelajaran dan sopan santun maupun tenggang rasa masih terjaga terhadap guru.

Namun, kendala siswa disini adalah kurangnya peduli dan perhatian dari orang tua mereka. Terkadang di jumpai siswa yang tidak masuk kerja karena harus bantu orang tua mencari cumi -- cumi. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk mayoritas pulau Salura berprofesi sebagai nelayan. 

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Solusi dari permasalahan pendidikan di pulau Salura sedikit demi sedikit teratasi. di mulai dengan adanya program kemendikbud yaitu program Sarjana Mendidik di Daerah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM3T ) yang mengabdi di pulau Salura selama 1 tahun. Namun, program ini perlu evaluasi secara kontinyu, Karena banyak kekurangan di dalam implementasi di lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun