Mohon tunggu...
Habib Abdullah
Habib Abdullah Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN Tlogosari 03

Guru Pendidikan Agama, saat ini sedang Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ANgkatan 7. saya menyukai musik dan pertandingan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

2.3.a.8 Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

29 Maret 2023   23:58 Diperbarui: 21 Juni 2023   18:45 24571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada 4 paradigma berpikir coaching yang harus dimiliki oleh seorang coah, yaitu:

  • fokus pada coachee, Seorang coach harus memiliki keyakinan bahwa coachee memiliki potensi untuk berkembang dan mencapai tujuan mereka sendiri, dan harus memberikan dukungan untuk membantu coachee mencapai potensi mereka tersebut.
  • bersikap terbuka dan ingin tahu,  Seorang coach harus bersikap terbuka dan menerima coachee apa adanya, tanpa memberikan penilaian atau menghakimi.
  • memiliki kesadaran diri yang kuat, Seorang coach harus memahami perasaan dan pengalaman coachee secara empatik, dengan berusaha melihat dunia dari perspektif coachee.
  • mampu melihat peluang baru dan masa depan, Seorang coach harus fokus pada pencarian solusi yang kreatif dan konstruktif untuk masalah yang dihadapi coachee, dan membantu coachee untuk mengidentifikasi langkah-langkah aksi yang dapat mereka ambil untuk mencapai tujuan mereka.

Prinsip Coaching

Dalam coaching, ada beberapa prinsip yang harus diterapkan oleh seorang coach, yakni:

  • Kemitraan adalah hubungan antara dua atau lebih pihak yang saling menguntungkan, di mana masing-masing pihak bekerja sama dengan cara yang seimbang dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.  Dalam coaching, kemitraan merujuk pada hubungan yang seimbang dan saling menguntungkan antara coach dan coachee. Dalam hubungan kemitraan ini, coach membantu  coachee untuk mencapai tujuan mereka, namun coachee tetap menjadi ahli dalam hidup mereka sendiri dan memiliki keputusan terakhir tentang tindakan yang akan mereka ambil.
  • Proses kreatif adalah adalah suatu proses di mana seseorang menggunakan imajinasi, kreativitas, dan pemikiran inovatif untuk menghasilkan ide-ide baru atau solusi untuk masalah yang ada. Dalam coaching, proses kreatif merupakan cara untuk membantu coachee untuk berpikir secara kreatif dan menemukan solusi baru dan inovatif untuk masalah yang mereka hadapi.
  • Memaksimalkan potensi berarti mengembangkan kemampuan atau kapasitas seseorang seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam coaching, memaksimalkan potensi berarti membantu coachee untuk mengembangkan kemampuan dan potensi mereka secara maksimal. Coach dapat membantu coachee untuk menemukan kekuatan dan bakat mereka yang tersembunyi, mengembangkan keterampilan baru, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman, serta membantu mereka untuk mengatasi hambatan atau rintangan yang menghalangi perkembangan mereka.

Kompetensi inti Coaching

Seorang coach harus memiliki beberapa kompetensi inti yang diperlukan untuk membantu individu atau kelompok mencapai tujuan mereka. Berikut adalah beberapa kompetensi inti yang harus dimiliki seorang coach:

  • Mendengarkan aktif, seorang coach harus mampu mendengarkan dengan penuh perhatian dan memahami perspektif individu atau kelompok yang sedang di-coach.
  • Mengajukan pertanyaan berbobot, seorang coach harus mampu mengajukan pertanyaan yang tepat untuk membantu individu atau kelompok memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang situasi atau masalah yang mereka hadapi.
  • Kehadiran penuh (presence), seorang coach harus benar-benar hadir secara mental, emosional, dan fisik dalam sesi coaching. Hal ini melibatkan fokus penuh pada coachee, dengan mengabaikan distraksi atau gangguan lainnya. Dalam kehadiran penuh, seorang coach harus memiliki kesadaran diri (self-awareness) yang tinggi, mampu memahami perasaan dan pikiran coachee sendiri.

Alur Percakapan TIRTA

Dalam coaching percakapan antara coach dan coachee harus mengalir seperti air, alur ini biasa disebut dengan istilah alur Tirta, TIRTA singkatan dari Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab.

  • Tujuan, coach dan coachee berkenalan dan membahas tujuan dan harapan mereka untuk sesi coaching. Pada tahap ini, coach juga dapat memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang apa yang akan terjadi selama sesi coaching.
  • Identifikasi, coach dan coachee berbicara tentang masalah atau tantangan yang mereka hadapi. Seorang coach mendengarkan dengan saksama dan bertanya pertanyaan yang membantu individu atau kelompok tersebut memperjelas situasi mereka dan mengidentifikasi kemungkinan solusi.
  • Rencana Aksi, coach membantu coachee untuk merencanakan tindakan konkret yang dapat mereka ambil untuk mencapai tujuan mereka atau menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Coach juga dapat membantu individu atau kelompok tersebut untuk mengatasi rintangan atau hambatan yang mungkin terjadi saat mereka mencoba menerapkan solusi.
  • Tanggung Jawab, coach mengambil kesimpulan dari sesi coaching dan membantu coachee untuk merespons hasil coaching. Coach dan coachee juga dapat membahas tindakan lanjutan atau strategi yang mungkin diperlukan untuk terus mendukung individu atau kelompok tersebut dalam mencapai tujuan mereka.

Supervisi Akademik dengan Paradigma berfikir Coaching

Supervisi akademik dengan paradigma berfikir coaching merupakan suatu pendekatan dalam memimpin dan mengembangkan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di lembaga pendidikan. Pendekatan ini menempatkan supervisor atau Kepala Sekolah sebagai seorang coach yang mendukung GTK sebagai coachee dalam mencapai tujuan mereka, mengembangkan keterampilan dan potensi mereka, serta memperbaiki kinerja mereka. Supervisi ini didasarkan pada prinsip-prinsip seperti kemitraan, kehadiran penuh (presence), dan proses kreatif yang mengarah pada pemaksimalan potensi individu. 

Coach akan membantu coachee untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan mereka, mengidentifikasi hambatan yang menghalangi mereka untuk mencapai tujuan, merumuskan rencana tindakan yang efektif, dan bertanggung jawab atas hasil yang dicapai. Dengan pendekatan ini, coach mendorong coachee untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri mereka sendiri, sehingga mereka dapat meningkatkan kinerja dan kontribusi mereka dalam lembaga pendidikan.

Tahapan Supervisi Akademik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun