Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa yang Menebang Pohon Beringin?

12 Agustus 2024   22:59 Diperbarui: 13 Agustus 2024   11:52 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah mengapa bukan Airlangga saja yang dipertahankan? Apakah Airlangga ada indikasi berkhianat atau tidak loyal kepada Jokowi? Sehingga pada akhirnya harus orang pilihan lain yang menjadi Ketua Umum?Kalaupun ada dalam hal apa?

Kemungkinan yang dapat dibaca adalah, bahwa telah terjadi pandangan/perbedaan yang cukup tajam di antara para pemegang kekuasaan saat ini. Bisa dibilang disitu ada Jokowi, Prabowo dan Luhut yang berperan sebagai sesepuh sekaligus mentor Airlangga. Ketiga orang ini  posisinya berada di atas Airlangga dan yang punya kepentingan dengan Golkar. Maka ketika Airlangga lebih ditarik ke salah satu namun tidak sesuai dengan keinginan yang paling berkuasa sekarang ,  maka disitulah instrument kekuasaan bergerak.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa hampir semua pejabat publik di negara Indonesia ini mempunyai catatan atau setidaknya diindikasikan terkena kasus korupsi. Begitupun dengan Airlangga. Kasus Minyak Goreng yang sempat muncul beberapa waktu lalu. Seperti menjadi senjata mematikan yang tidak bisa dihindari. Bahkan ada isu setelah mundur jadi ketua umum, selanjutnya mundur jadi menko dan pada akhirnya segera diperiksa oleh pihak berwajib.

Kembali lagi mengapa hal ini berlangsung sebelum pelantikan dan juga sebelum pilkada serentak 2024? , tentunya juga ada hitung-hitungannya. Harus sebelum pelantikan karena, pada saat ini ada kekuasaan lama yang masih melekat, sehingga segala instrument masih dapat digunakan termasuk instrument penegakan hukum dan lain sebagainya.

Dan juga sebelum Pilkada serentak, karena untuk supaya Munaslub segera mungkin digelar sebelum masa pendaftaran calon pilkada. Karena syarat pendaftaran adalah harus ada tanda tangan dari Ketua Umum definitif serta Sekjen Partai.

Drama di tubuh Partai Golkar pastinya akan semakin seru untuk diikuti, terutama yang sering mengamati perpolitikan di tanah air. Apa, bagaimana dan siapa yang nantinya yang berkuasa akan terjadi di Partai Golkar, biarkan waktu yang menjawab. 

Seandainya yang naik jadi Ketua Umum tersebut adalah orang orang dekat si A atau si B, maka disitulah baru dapat disimpulkan bahwa dialah sebenarnya dalang dari semua ini.  

Kita tunggu paling lama satau dua minggu depan, atau paling lama sebelum batas akhir pendaftaran calon Pilkada ditutup. Tetap berharap Pohon Beringin jangan sampai tumbang walaupun nampaknya sekarang batangnya sedang mau ditebang oleh "invisible hand".

salam poliTIKUS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun