Mohon tunggu...
Giovannesandesva Hendri
Giovannesandesva Hendri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN SUSKA RIAU Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendiidkan Bahasa Indonesia

Dengan Berbahasa Kita Berbudaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Afasia Dalam Memproduksi Ujaran

2 Januari 2023   03:58 Diperbarui: 2 Januari 2023   05:16 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Arley (1982) afasia biasanya menggambarkan suatu kerusakan bahasa akibat dari cedera otak pada area dominan bahasa atau yang disebut dengan cerebral hemisphere. Kertez (1979) juga menjelaskan bahwa afasia sebagai bagian dari neurology dimana gangguan terjadi pada pusat bahasa, dengan ditandai dengan kesulitan untuk menemukan kata kata, menuyusun kata kata, dan pemahaman yang berbeda dan lemah.

(Novia, Eko, dan Ade 2021 dalam jurnal Genre vol 3 no 1) mengatakan Kerusakan otak yang dominan yang mengakibatkan afasia motorik dapat terletak pada lapisan permukaan (lesi kortikal) daerah Broca, di lapisan di bawah permukaan (lesi subkortikal) daerah Broca, atau antara daerah Broca dan daerah Wernicke (lesi transkortikal)(13). Afasia motorik kortikal ialah hilangnya kemampuan untuk mengutarakan isi pikiran dengan menggunakan perkataan(14). Ia mengerti bahasa lisan dan tulis, tetapi tidak bisa berekspresi verbal, meskipun isyarat masih bisa. Afasia motorik subkortikal ialah penderita tidak bisa meng-utarakan isi pikirannya dengan menggunakan perkataan, namun masih bisa dengan cara membeo. Pemaknaan ekspresi verbal dan visual tidak terganggu, bahkan ekspresi visualnya normal. Afasia motorik transkortial (afasia nominatif) ialah afasia yang masih dapat mengutarakan isi pikiran dengan menggunakan perkataan yang singkat dan tepat, namun masih mungkin menggunakan perkataan penggantinya. Misalnya, tidak mampu menyebut nama barang yang dipegangnya, tetapi tahu kegunaannya. 

Menurut Ira Mayasari (2015) ada beberapa pengaruh yang akan ditimbulkan seseorang ketika mengalami gangguan berbicara. 

Tergesa-gesa

Seseorang yang berbicara tergesa-gesa cenderung akan mengalami kekeliruan dalam memproduksi kalimat. Kata-kata yang diproduksi dalam otak tidak keluar secara baik ketika dilisankan.

Grogi

Grogi, gugup, malu, takut salah merupakan sikap yang sangat memengaruhi seseorang dalam berbicara. Jika seseorang sudah merasa grogi, apa yang tersimpan dalam otaknya bisa tiba tiba hilang.

Tidak konsentrasi

Ketika seseorang sedang berbicara kemudian ada yang mengacaukan konsentrasinya, ada kemungkinan orang tersebut mengalami kekeliruan dalam berbicara.

Tidak Sengaja (spontan)

Jadi penutur tidak menyadari bahwa yang diucapkan salah ketika tidak diingatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun