Mohon tunggu...
Gustin Nur Faizah Irfani
Gustin Nur Faizah Irfani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tugas

Mangats

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Drama Hari Senin

16 Maret 2022   00:33 Diperbarui: 16 Maret 2022   00:39 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari itu, tepatnya hari Senin tanggal 7 Maret. Hari dimana Sisi, seorang siswi tingkat SMA di salah satu sekolah daerah Jawa Tengah berangkat menuju sekolahnya. Karena pada saat itu ia harus full offline semua. 

Cuaca pada saat itu kurang mendukung, berangkat dari rumah memakai mantel. Tapi bismillah semoga selamat sampai tujuan. Rumahnya lumayan jauh untuk menuju ke sekolah, kurang lebih 45 menit jarak dari rumahnya menuju sekolahnya. Berangkat lah ia satu jam sebelum kelas masuk, karena jalanan terkendala macet akibat perbaikan jalan. 

"Bu, Pak. Aku berangkat Assalamuallaikum" Katanya sambil bersalaman dengan kedua orangtuanya. "Bensinnya ada?" Kata Ibunya. 

"ngkin tumbas, bu." Kata Sisi sambil ngeslah motornya yang memang dari beberapa bulan lalu sudah agak-agak ingin di lem biru hihi. 

Setelah beberapa menit ia ngeslah motornya, berangkat lah ia. ngeengg, suara motornya yang pagi-pagi sudah menggelegar karna sudah tidak halus lagi, memang motor second an ya begitu mungkin hihi. 

Oiya, hampir saja lupa Sisi harus isi bensin. Tidak lama ada pom mini di kiri jalan, Sisi berhenti.

"Kok baunya gini ya mba motornya? oli atau apa ini?" kaya ibu-ibu penjual bensin.

"Ndak tau bu, dari tadi udah bau" Kata Sisi.

Setelah membayar bensin, Sisi lanjutkan perjalanannya. 

Belum setengah perjalanan, lalu motornya bunyi jeglek jeglek (ciri-ciri motor mau mogok).

"Wah yaallaah, kenapa motore?" batin Sisi bergumam.

Bismillah, ia menepikan motornya kemudian turun, melepas mantel yang memang pada saat itu sudah cukup reda gerimis nya, kemudian ngeslah motornya sambil berharap nanti gak macet lagi. Setelah beberapa detik akhirnya motor nyala lagi, dan lanjut jalan. 

Batin Sisi berkata lagi, "Yaallaah jangan sampai terjadi lagi seperti tadi". Baru saja ia selesai bergumam lalu motor bunyi jeglek jeglek lagi. Ia menepikan motornya lagi, ngeslah lagi berkali-kali. Jujur sepertinya capek padahal belum setengah perjalanan. Disitu ia hanya bergumam dengan diri sendiri, "Yaallaah apa aku kurang doa waktu berangkat tadi? yaallaah".

Selang beberapa menit, ada orang baik hati alhamdulilah yang menolong. 

"Kenapa motornya mba? mogok?" Kata mas-mas yang berhenti karena liat motornya yang mogok.

"Iya ini, sudah di slah berkali-kali tapi ndak jadi juga" katanya sambil melihat siapa yang berhenti, barangkali orang yang dikenal. 

"Punya kunci-kunci gak?" Kata mas-mas nya sambil lihat-lihat motornya yang mogok. Kunci-kunci yang dimaksud mas-mas itu adalah perkakas untuk motor yang mungkin digunakan untuk membuka atau membongkar motor barangkali bisa dibenarkan sebelum masuk bengkel.

"Gak punya", ia sudah pasrah. Niatnya ingin izin saja, tetapi ia tetap optimis semoga motornya gak lama lagi jadi. 

"Wah susah mba" kata mas-mas nya setelah ngeslah berkali-kali.

"Apa coba ke bengkel ya? seberang ada bengkel si" kata Sisi sambil nunjuk bengkel di seberang jalan.

Mas-mas nya langsung menyebrang untuk minta bantuan ke bengkel. Sisi yang tertinggal kemudian menyusul ke bengkel itu dan mas-mas tersebut pergi.

"Maturnuwun mas" kata Sisi.

"Duduk dulu mba" kata tukang di bengkel itu yang akan mengotak-atik motor Sisi.

Sambil menghubungi teman-teman di sekolahnya untuk meminta bantuan supaya diizinkan dulu takutnya ia telat masuk ke kelas dan berharap gurunya mengerti keadaannya. Twpi saat itu memang belum mulai kelasnya.

"Lama gak ya mas?" Kata Sisi setelah melihat jam di handphone nya yang sudah menunjukkan pukul 08.30, sedangkan kelas dimulai pukul 09.20. Setidaknya sampai sana ada waktu 5 atau 10 menit untuk Sisi istirahat setelah perjalanan dari rumah ke sekolah yang cukup jauh itu. 

"Gak mba, bentar lagi ya." kata tukang bengkel.

Sisi yang saat itu overthinking karena takutnya bayarnya mahal. Hari itu Sisi ada cukup uang, kembalian beli bensin.

Beberapa menit kemudian 

"Udah jadi mba" kata tukang yang di bengkel. Alhamdulillah Yaallaah.

"Berapa ya mas?" Kata Sisi yang sedang dag dig dug takutnya biaya bengkel mahal.

"10 ribu aja mba" kata tukang bengkel.

Sisi sambil bersyukur dalam hati, Alhamdulillah ga mahal-mahal banget. Uang Sisi cukup.

"Sudah aman kan mas?" Kata Sisi.

"Aman mba aman" kata tukang bengkel sambil meyakinkan Sisi

"Terimakasih ya mas", Sisi lanjut perjalanan sambil bersyukur dan berharap semoga selama perjalanan tidak ada kendala lagi. 

2 menit aman,

5 menit aman, 

Sekitar menit ke 7 setelah pergi dari bengkel, motor mogok lagi Yaallaah. 

"Yaallaah motor oh motor piye siii?" Sisi coba sabar sambil ngeslah motor berkali-kali. Setelah 1 menit, bapak-bapak datang dari depan dan belakang.

"Kenapa motore mba?" kata bapak itu.

"Deneng mambu bakaran, si bakaran apa ya mas?" Tanya bapak 1 ke bapak 1 nya lagi.

2 Bapak-bapak itu bantu ngeslah berkali-kali tapi gak jadi juga. 

"apa tinggal kene sit mba?" kata bapak-bapak yang ternyata karyawan di toko dekat motor Sisi mogok.

"Nggih kenging, mangke sederenge duhur di pundut insyaallah" Kata Sisi, yang kemudian pulang naik bus mini, membawa kecewa karna ndak jadi berangkat offline. Ndak papa si semoga saja gurunya maklum dan bisa ikut online.

Sampai rumah, Sisi ditanya bapak

"Deneng sedela mba?" kata bapak

"Motore mogok ndak bisa nyala, tak tinggal di desa sebelah" Kata Sisi. Yang kemudian cerita apa yang sebenarnya terjadi.

Beberapa hari lalu memang motornya sudah tidak beres lagi, mogok dijalan sampai 7 kali. Tapi alhamdulillah masih bisa di slah. 

Beberapa menitnya Bapak & Ibu Sisi mengambil motornya di desa sebelah. Sisi yang sudah menghubungi gurunya untuk izin tidak masuk offline karena terkendala motor yang mogok, berharap ada balasan dari guru, nyatanya tidak. Kemudian menghubungi teman yang sudah ada dikelas supaya mengizinkan ternyata respon gurunya seperti kurang menghendaki adanya kelas online. Pasrah, Sisi hanya bisa pasrah saja, sambil mencatat materi yang telah di share di grup kelas. 

Beberapa jam kemudian motor pulang, setelah masuk bengkel lagi. Motornya juga pengen jajan seperti yang punya motor hihi.

Minggu itu lancar jaya alhamdulilah, ya kehujanan, ya kepanasan. Motor aman aman saja.

Senin, 14 Maret offline full pada hari itu. 

Setiap berangkat selalu berharap semoga dalam perjalanan, motor aman.

Sisi selalu berangkat satu jam sebelum kelas masuk. Sampailah depan sekolah, tetapi belum menyeberang jalan karena sekolah Sisi berada di kanan jalan.

Tiba-tiba, jeglekkk. Wah, hal yang ditakutkan datang lagi. Mogok lagi Yaallaah.

Ngeslah berkali-kali ndak jadi juga, akhirnya Sisi dorong motornya, niatnya akan didorong sampai ke parkiran sekolah. Tapi ternyata ada orang baik membantu ngeslah tapi motornya malah keluar asap dari mesinnya. "Wah yaallaah, apa lagi ini. Masa iya gak bisa nyala" batin Sisi saat itu. Kepalanya penuh mikir ini mikir itu.

"Mbaknya mbonceng saya dulu, nanti di step. Motor mbaknya di bawa temen saya aja ke bengkel". kata orang itu.

Sampai di bengkel, orang yang bantu itu pergi, Sisi dan tukang bengkel bincang-bincang tanya kenapa, tanya ini tanya itu, tanya harga pula.

Harganya 'sekian' mba. Jederrrrrr, 

Uang Sisi hanya 20 ribu saja, padahal itu untuk beli bensin. Niatnya beli bensin nanti waktu pulang saja.

Rasanya campur aduk, mikir ongkos bengkel, mikir nanti pulang gimana, mikir 'Yaallah, aku jadi beban lagi dan lagi'. 

Waktu pulang tiba, namun saat itu hujan deras. Waktu sore hari.

Hubungi rumah, hubungi saudara barangkali ada yang sedang keluar supaya bisa ikut pulang.

Ada teman sekelas yang searah jalan pulang dengan Sisi, namun sudah boncengan tapi belum pulang.

Pada akhirnya, Sisi diberi solusi oleh temannya lalu ikut pulang dengan temannya yang searah itu.

Alhamdulillah Yaallaah, masih banyak orang baik disekitar Sisi. Semoga Allah selalu menjaga orang-orang baik itu, jaga kesehatannya Yaallaah, mudahkanlah segala urusannya. 

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun