Bismillah, ia menepikan motornya kemudian turun, melepas mantel yang memang pada saat itu sudah cukup reda gerimis nya, kemudian ngeslah motornya sambil berharap nanti gak macet lagi. Setelah beberapa detik akhirnya motor nyala lagi, dan lanjut jalan.Â
Batin Sisi berkata lagi, "Yaallaah jangan sampai terjadi lagi seperti tadi". Baru saja ia selesai bergumam lalu motor bunyi jeglek jeglek lagi. Ia menepikan motornya lagi, ngeslah lagi berkali-kali. Jujur sepertinya capek padahal belum setengah perjalanan. Disitu ia hanya bergumam dengan diri sendiri, "Yaallaah apa aku kurang doa waktu berangkat tadi? yaallaah".
Selang beberapa menit, ada orang baik hati alhamdulilah yang menolong.Â
"Kenapa motornya mba? mogok?" Kata mas-mas yang berhenti karena liat motornya yang mogok.
"Iya ini, sudah di slah berkali-kali tapi ndak jadi juga" katanya sambil melihat siapa yang berhenti, barangkali orang yang dikenal.Â
"Punya kunci-kunci gak?" Kata mas-mas nya sambil lihat-lihat motornya yang mogok. Kunci-kunci yang dimaksud mas-mas itu adalah perkakas untuk motor yang mungkin digunakan untuk membuka atau membongkar motor barangkali bisa dibenarkan sebelum masuk bengkel.
"Gak punya", ia sudah pasrah. Niatnya ingin izin saja, tetapi ia tetap optimis semoga motornya gak lama lagi jadi.Â
"Wah susah mba" kata mas-mas nya setelah ngeslah berkali-kali.
"Apa coba ke bengkel ya? seberang ada bengkel si" kata Sisi sambil nunjuk bengkel di seberang jalan.
Mas-mas nya langsung menyebrang untuk minta bantuan ke bengkel. Sisi yang tertinggal kemudian menyusul ke bengkel itu dan mas-mas tersebut pergi.
"Maturnuwun mas" kata Sisi.