Mohon tunggu...
Gusti Ayu Jessica
Gusti Ayu Jessica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Saya adalah seseorang yangg hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Tri Hita Karana

17 Desember 2023   21:49 Diperbarui: 18 Desember 2023   00:34 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

    Tri Hita Karana merupakan ajaran filosofi agama Hindu yang tetap ada dalam aspek kehidupan masyarakat di Bali. Sebagai umat beragama pastinya ingin merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup ini, baik daalam fisik maupun kebahagiaan batin dan Rohani atau yang bisa disebut moksa. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut, kita perlu mengamalkan ajaran-ajaran menurut agama masing-masing dan menjalin hubungan  harmonis yang bertujuan untuk saling menguntungkan. Dalam konsep ajaran agama Hindu adanya Tri Hita Karana dapat sangat berperan penting karena dapat menjadikan suatu lingkungan khususnya Bali  memiliki hubungan yang harmonis secara makrokosmos dan mikrokosmos. Seperti yang kita ketahui Tri Hita Karana mempunyai arti tiga penyebab kebahagiaan dengan mengimplementasikan tiga hubungan yang harmonis , antara lain ;

     Pertama yaitu Parahyangan yang berasal dari kata "para"(tertinggi) dan "hyang" (beliau/tuhan) merupakan hubungan yang harmonis antara manusia sebagai ciptaan tuhan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Brahman Sang Pencipta yang berperan sangat penting untuk menciptakan kesejahteraan dalam hidup setiap manusia. Manusia memuja tuhan disebabkan oleh sifat satvika atau kebajikan yang dimiliki dan juga rasa bhakti dan sujud kehadapan Ida Sang Hyang Widhi untuk selalu memohon perlindunga-Nya. Karena parahyangan ini merupakan hubungan yang harmonis dengan tuhan maka dari itu yang dapat kita lakukan adalah menghanturkan bakti dan sradha yang setinggi-tingginya yang  dapat dilakukan dengan cara melakukan upaya-upaya pelaksanaan Dewa Yadnya yang contohnya bisa diambil dari kegiatan sehari-hari yang sering kita jumpai dilingkungan rumah maupun lingkungan sekitar antara lain :

1.Melaksanakan Nitya Yadnya yaitu yadnya yang dilakukan setiap hari dengan cara menghanturkan canang di area rumah yang mencakup merajan ataupun pelinggih, pelangkiran dan juga seisi rumah. 

2.Mempersembahkan banten saiban atau yadnya sesa setiap pagi setelah memasak yang bertujuan sebagai wujud syukur yang diberikan Ida Sang Hyang Widhi kepada manusia. Yadnya ini juga termasuk Nitya Yadnya.

3.Berdoa sebelum memulai kegiatan, misalnya mengucapkan doa makan sebelum menikmati makanan dan berdoa sebelum memulai pelajaran. Karena doa merupakan ibadah yang secara langsung melibatkan Ida Sang Hyang Widhi dalam segala aktivitas yang kita lakukan sekaligus memohon keselamatan. 

4.Mendengarkan Dharma Wacana yang pastinya berkaitan dengan keagamaan yang bertujuan meningkatkan pemahaman setiap individu dalam bidang pengetahuan agar dapat mengamalkan kedalam rohani umat hindu. Biasanya Dharma Wacana ini dibawakan oleh orang suci seperti Ida Pedanda. 

5.Terlibat dalam upacara keagamaan. Dalam umat Hindu biasanya terdapat kewajiban seperti ngayah di pura pada saat adanya piodalan. Masyarakat terlibat langsung dalam keberlangsungan piodalan seperti mejejaitan yang dilakukan secara bersama-sama dengan tulus kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

  Dengan demikian hubungan antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi harus terus dipupuk dan ditingkatkan dan diajarkan kepada anak anak dari usia dini agar terus berjalan di jalan kebenaran dan kebajikan. Dengan begitu semuanya akan dipermudah oleh Tuhan salah satunya dalam mencapai moksartham jagadhita ya ca iti dharma yakni kebahagiaan hidup di dunia yang berlandaskan Dharma. 

    Kedua yaitu Pawongan yang berasal dai kata "wong" dalam Bahasa jawa yang berarti manusia. Pawongan merupakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia. Pawongan ini berkaitan dengan semua orang yang hidup dalam suatu masyarakat yang tinggal dalam satu wilayah. Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan orang lain. Adapun contoh pawongan yang bisa kita terapkan dalam bentuk implementasi dari Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:

1.Menjaga dan menjalin hubungan yang baik dengan semua manusia yang kita jumpai. Contohnya menghormati orang tua kita sendiri maupun orang yang lebih tua, selalu menjalin rasa persaudaraan terhadap keluarga maupun orang lain disekitar kita .

2.Memiliki sikap saling memiliki dengan cara selalu menjaga dan berbuat baik terhadap orang lain.

3.Memiliki rasa empati dengan cara tolong menolong sesama manusia yang sedang membutuhkan bantuan kita seperti kata pepatah apa yang kita tanam itu yang akan kita tuai. 

4.Memiliki rasa saling menghargai dengan semua umat bukan hanya Hindu tetapi juga non hindu karena pada dasarnya tuhan hanya satu namun cara memujanya saja yang berbeda-beda. 

5.Menjadi manusia yang rendah hati dan selalu memaafkan kesalahan orang lain tanpa adanya rasa dendam. 

   Dengan demikian pawongan ini dapat diimplementasikan dengan cara saling asah, asih, asuh yang berarti saling menghargai, saling mengasihi dan saling membimbing entah dalam ruang lingkup kecil seperti keluarga maupun ruang lingkup yang mencakup masyarakat luas. Pawongan ini bertujuan menciptakan kehidupan yang harmoni dalam artian aman , tentram , rukun dan damai secara lahir dan batin di dunia ini.

    Ketiga yaitu Palemahan yang berasal dari kata lemah (bahasa jawa) yang mempunyai arti tanah. Palemahan juga berarti bhuana atau alam. Palemahan merupakan hubungan baik antara manusia dengan alam sebagai tempat berpijak. Setiap manusia yang hidup di dunia ini memerlukan kesejukan dan ketenangan. Untuk mencapai tujuan tersebut manusia tidak bisa hidup tanpa alam semesta. Manusia pada dasarnya hidup di alam dan bertahan hidup juga oleh alam. Dalam artian sempit pelamahan berarti wilyah suatu pemukiman atau yang sering disebut dengan tempat tinggal. Oleh sebab itu manusia sangat bergantung pada lingkungannya. Dalam ajaran Tri Hita Karana hubungan yang baik antara manusia dengan alam dapat kita terapkan dengan cara :

1.Menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan dengan cara selalu rajin menyapu dan juga ringan tangan ketika melhiat terdapat sampah yang tidak pada tempatnya, menyiram tanaman agar tidak layu dan mati karena tumbuhan merupakan sumber oksigen yang harus tetap dijaga.

2.Tidak melakukan tindakan eksploitasi yaitu suatu perbuatan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang dimanfaatkan secara pribadi yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan merusak keseimbangan alam. Contoh dari eksploitasi ini yang sering kita jumpai yaitu penebangan hutan secara liar yang dilakukan dalam rangka menambah pendapatan jumlah lahan dan fungsi alih lahan hutan yang nantinya akan berampak pada bencana-bencana alam.  

3.Dalam rangka memperbaiki kasus contoh nomo dua, jalan keluarnya yaitu dengan cara melakukan reboisasi yang dimana kegiatannya mencakup penghijauan kembali terhadap hutan yang gundul dan ekosistemnya terganggu agar bisa berfungsi kembali. 

4.Melakukan kerja bhakti atau bergotong-royong dalam membersihkan lingkungan agar terasa lebih ringan dengan hasil yang maksimal, biasanya dilakukan di lingkungan rumah, sekolah maupun masyarakat.

5.Menggunakan kembali barang barang yang sudah terpakai namun masih bisa dimanfaatkan untuk menghemat sumber daya dan mengurangi sampah, apalagi sampah plastik yang sulit terurai dengan cara melakukan metode 3R yaitu reduce, reuse dan recycle untuk pengelolaan sampah dan gaya hidup yang ramah lingkungan alias go green.

    Dengan demikian palemahan ini dapat diimplementasikan dengan cara menjaga dan merawat segala hasil alam yang nantinya akan bertimbal balik ke dalam diri kita sendiri. Ketika kita hidup dilingkungan yang bersih dan asri maka kita akan tetap nyaman berada dilingkungan yang kita tempati.

    Dalam mewujudkan ajaran Tri Hita Karana harus dilakukan oleh campur tangan manusia. Manusialah yang berfungsi sentral dan sangat penting dalam mengamalkan ajaran ini. Manusia harus membangun dirinya untuk menjadi pelaku utama terwujudnya Sundaram. Ajaran sundaram sebagai folosofi keharmonisan.  Keharmonisan akan membawa kehidupan yang sejahtera lahir dan batin apabila diwujudkan dengan keberanarn dan kesucian. Keharmonisan ini dapat terjadi beriringan dengan mengamalkan Tri Hita Karana. Tri Hita Karana adalah kehidupan yang seimbang antara berbakti kepada Tuhan, mengabdi kepada semua umat beragama dan menyayangi alam dan lingkungan. Bentuk implementasi Tri Hita Karana sesungguhnya dapat diterapkan kapanpun dan dimanapun. Ajaran dari Tri Hita Karana tidak dapat dipisahkan karena parahyangan , pawongan dan palemahan saling terikat satu sama lain dan dapat menciptakan kebahagiaan manusia antar penciptanya dan juga dengan alam  yang harus diamalkan dalam kehidupan individu, dalam kehidupan keluarga, dalam kehidupan desa adat, dalam kehidupan kerja maupun secara global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun