Kehadiran influencer saat ini dapat bermanfaat untuk mempromosikan barang atau jasa melalui sosial media. Kenaikan pengguna sosial media mendorong pertumbuhan influencer dan semakin digemari untuk mempromosikan barang dan jasa. Peningkatan ini pun terus mengalami tren positif dan selalu dihiasi dengan bintang-bintang baru.Â
Metode pemasaran yang diterapkan oleh influencer tergolong sangat sederhana sehingga mudah dipahami, terlebih jika mereka mempromosikan lewat sosial media milik sendiri membuat para pengikutnya (follower) merasa dekat dengan influencer.Â
Perkembangan penggunaan media sosial mendorong ke arah penggunaannya sebagai media untuk promosi dan marketing. Hal ini kemudian mendorong munculnya para influencer.Â
Influencer media sosial adalah individu yang aktif menggunakan akun media sosialnya dan sering terlibat dalam topik tertentu, serta memberikan informasi baru (Loeper, Steiner dan Stewart, 2014). Influencer akan membagikan informasi tentang pengalaman dan tanggapan mereka terhadap produk yang dievaluasi.Â
Mereka bertugas untuk mengevaluasi produk kepada para viewers atau pengikut (followers) mereka untuk mendorong membeli barang yang dievaluasi. Selain itu, mereka memberikan informasi terbaru dan mampu mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen. Interaksi para influencer dan viewers kemudian membentuk komunitas online.Â
 Teknik pemarasan dengan jasa influencer mampu meningkatkan jumlah penjualan. Di blog dan situs media sosial seperti Instagram, Snapchat, TikTok, dan Youtube, beberapa influencer memiliki pengikut yang sangat besar, seringkali mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan. Sebuah studi penelitian yang dikutip secara luas.Â
Tingkat efektivitas pemasaran influencer dipandang mampu untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan interkasi dengan pengikut (follower) dapat membantu pengikut merasa terhubung secara pribadi dengan pemberi pengaruh, yang mengarah pada identifikasi dengan pemberi pengaruh.Â
Kemajuan teknologi dan informasi telah memudahkan para influencer untuk memilih cara memasarkan produknya. Opsi-opsi ini juga mengarah pada evolusi pemasaran influencer media sosial.Â
Sekarang pelaku UMKM dapat menemukan orang yang mewakili perusahaan melalui konten bermerek di akun media sosial pribadi, seperti Instagram, Snapchat, Twitter, dan YouTube.Â
Lebih dari sebelumnya, konsumen mencari sesama konsumen untuk menginformasikan keputusan pembelian mereka. Para influencer menyasar promosi dengan cara pendekatan organik sehingga lebih fokus dan dekat dengan follower.Â
Influencer media sosial sedang naik daun, menjadi salah satu tren pemasaran dan hubungan masyarakat terbesar tahun 2017, terutama yang mempromosikan merek gaya hidup. Influencer gaya hidup fokus bekerja dengan perusahaan yang produknya digunakan oleh individu non-selebriti dalam kehidupan sehari-hari mereka.Â
Dengan bekerja sama dengan influencer media sosial, agensi hubungan masyarakat dapat menarik perhatian konsumen merek dan mempromosikan konten yang relevan dan dapat dikaitkan dengan klien.Â
Sementara pemasaran influencer berdasarkan media tradisional telah digunakan dalam hubungan masyarakat selama bertahun-tahun, kebangkitan media sosial telah menciptakan ledakan pemasaran influencer media sosial. Pandemi akibat corova virus disease (Covid-19) telah mengguncang perekonomian dan menggangu kinerja berbagai sektor perekonomian. Industri bisnis dan periklanan pun terganggu dan mendorong pihak-pihak yang bekerja di bidang ini untuk bekerja dari rumah. Namun, bagi para influencer mereka sudah terbiasa bekerja di rumah untuk membuat konten media sosial. Hal ini membuat mereka mudah berdaptasi untuk menyesuaikan konten yang dibutuhkan oleh pasar. Influencer terus membuat konten unik yang segar dan relevan dengan pandemi dengan banyak dari mereka mengalihkan fokus, misalnya, dari video latihan mode ke latihan di rumah, untuk memenuhi permintaan baru. Kedua, peningkatan penggunaan media sosial selanjutnya dapat mendukung peningkatan keterlibatan influencer karena platform sosial telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam penggunaan, pengiriman pesan, dan tampilan.Â
Promosi dengan menggunakan jasa influencer sosial media sekarang menjadi lebih hemat biaya bagi merek untuk beriklan dengan influencer karena mereka dapat mencapai persentase yang lebih tinggi dari target pasar mereka dengan harga yang lebih rendah. Studi pemasaran influencer berikut akan membahas lebih panjang 1) lonjakan keterlibatan influencer dan peningkatan nominal harga influencer per posting, 2) peningkatan penggunaan platform media sosial, dan 3) bagaimana pandemi telah menurunkan biaya bagi merek untuk menjangkau konsumen target mereka .
UMKM
UMKM sangat penting bagi perekonomian setiap negara. Peningkatan jumlah UMKM kadang tidak diiringi dengan peningkatan kualitas dan manajemennya. Pertumbuhan UMKM menghadapi berbagai kendala sehingga tidak sedikit usaha ini harus gulung tikar karena tidak mampu bersaing. Banyaknya UMKM yang menghadapi kondisi sulit yang menyebabkan beberapa dari mereka gagal bertahan dan tumbuh menjadi entitas perusahaan besar (Ndesaulwa dan Kikula, 2016). Di era persaingan global, banyak teknologi yang menawarkan kemudahan untuk berbelanja, menyediakan layanan pinjaman modal, pelatihan dan lain-lain, UMKM dituntut untuk mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perkembangan iklim bisnis. UMKM harus mampu beradaptasi dengan meningkatkan inovasi, perbaikan sumber daya manusia (SDM), penerapan teknologi dan memperluas wilayah pemasaran (Sedyastuti, 2018). Â
UMKM adalah motor dan penggerak pembangunan bangsa. Sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan penguatan manajemennya. Promosi produk-produk UMKM sangat dibutuhkan, hal ini bertujuan untuk menarik minat konsumen untuk mengenal produk UMKM sehingga tertarik untuk membelinya. Dalam hal ini, peran para influencer sangat dibutuhkan sebagai agen-agen promosi produk UMKM. Bapak Presiden Jokowi pun tidak jarang mempromosikan produk-produk buatan UMKM seperti jaket dan baju. Promosi yang singkat namun berkesan ini dapat membangun citra positif produk UMKM.
Ancaman produk UMKM tidak saja dihadapkan para persaingan dari dalam negeri juga dari luar. Arus globalisasi dan yang ditandai dengan perubahan mendasar dalam organisasi produksi global, kemajuan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan munculnya perjanjian multilateral, secara signifikan mengubah lingkungan internasional. Peluang baru telah terbuka tetapi pada saat yang sama masalah dan ancaman baru telah menimbulkan tantangan baru bagi pembuat kebijakan di negara berkembang. Upaya UMKM untuk bertahan di tengah pandemi covid-19 salah satunya dengan meningkatkan promosi dengan media sosial. Media online  dinyatakan berdampak positif terhadap keseimbangan kelangsungan usaha (Pasaribu, 2020).
Indonesia merupakan pengguna sosial media terbesar di Asia Tenggara dengan waktu yang dihabiskan per hari sekitar 3-8 jam. Dengan komposisi masyarakat yang didominasi anak muda membuat jumlah pengguna sosial media sangat besar sehingga menjadi sasaran pemasaran lewat sosial media. Pengguna sosial media biasanya menggunakan telepon selular (handphone).
Gambar 1. Rata-rata lama waktu yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengakses internet per hari (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2020 dalam (Deloitte, 2021)).
Berbagai jenis media sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook, Instagram, Line, Twitter, dan YouTube. Penggunaan sosial media lama kelamaan menciptakn ekosistem digital beruapa perdagangan online, layanan ride-sharing, distribusi media, dan layanan keuangan. Kehadiran media sosial pada awalnya berfungi untuk menghubungkan teman dan keluarga supaya tetap terjalin komunikasi, namun seiring dengan berjalannya waktu fungsi ini bergerser dan menjadikan media sosial sebagai ajang untuk mempromosikan barang dagangan.
Interaksi lewat media sosial memungkinkan pengguna untuk menjalin komunikasi dan membagikan pengalaman (Karman, 2015). Komunikasi dua arah yang terbentuk di media sosial memberikan kesempatan kepada pengguna untuk bertukar informasi dan pikiran sekaligus mendistribusikan konten berupa teks, gambar dan vidio. Konten ini berpeluang untuk menyampaikan pesan kepada pembaca sehingga memberikan informasi dan mempengaruhi pikirian mereka.
Pengguna (user) diperkenankan untuk berbagi foto, video dan tulisan. Konten yang dibagikan dapat menjadi bahan diskusi dan bahkan dijadikan sebagai bahan untuk promosi barang atau jasa. Bagi kaum urban, memiliki telepon genggam adalah suatu keharusan untuk dapat menjalin komunukasi dengan keluarga dan teman-temannya. Namun, tren menggunakan telepon seluler yang selalu terbaru yang dilengkapi dengan vitur-vitur yang diklaim lebih canggih selalu menarik minat anak muda dan sering tergoda untuk mendapatkan telepon genggam keluaran terbaru. Keputusan ini sering dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari teman atau komunitasnya dan dianggap mengikuti perkembangan gaya di ibu kota (Zaman, 2017).
Konten adalah sesuatu yang disajikan melalui publikasi. Isi disini berkaitan dengan iklan atau artikel yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen dan secara tidak langsung mendorong mereka untuk berinteraksi. Hermanda et al., 2019 menyatakan bahwa influencer memberikan pengaruh yang signifikan terhadap citra merek. Ada beberapa alasan menggunakan sosial media dan jasa influencer untuk menjual produk yaitu untuk meningkatkan kesadaran akan merek, tingkat koversi yang lebih tinggi, kepuasan pelanggan yang lebih baik, meningkatkan kesetiaan akan brand, lebih hemat biaya, mendapatkan informasi tentang wawasan pasar, dan menjalin komunikasi dengan pelanggan.  Media sosial adalah salah satu metode pemasaran digital paling hemat biaya yang digunakan untuk memuat konten dan meningkatkan visibilitas bisnis.  Menerapkan strategi media sosial sebagai tempat promosi akan sangat meningkatkan pengenalan merek Anda karena Anda akan terlibat dengan khalayak konsumen yang luas.  Media sosial juga merupakan platform jaringan dan komunikasi. Media sosial adalah wadah terbaik untuk berkomunikasi dengan pelanggan karena dapat menjalikan komunikasi dua arah. Performa penjualan dapat ditingkatkan dengan mengelola media sosial. Semakin inggi frekuensi penggunaan media sosial akan terkait dengan relevansi penggunaannya untuk bisnis. Hal ini menyiratkan pentingnya mengelola akun media sosial dengan benar dan profesional saat digunakan untuk bisnis (Simangunsong dan Handoko, 2020).
InfluencerÂ
Daya tarik, kepercayaan dan keakraban merupakan faktor pembentuk citra atas dukungan dari tokoh lokal pemberi pengaruh, yang secara positif mempengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas, niat membeli dan loyalitas terhadap suatu merek (Kurniawan, 2021). Daya pikat dan cara pendekatan influencer yang terkesan sederhana, singkat, dan mudah dipahami membuat cara promosinya digemari oleh masyarakat. Peran influencer untuk promosi barang dinyatakan mampu mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli barang yang dipromosikan oleh influencer (Liu et al., 2015). Kepercayaan memainkan peran penting dalam keputusan pengguna, terutama ketika peserta anonim dan tidak terlibat dalam interaksi tatap muka langsung. nfluencer tepercaya berpotensi mengarahkan konsumen untuk menerima rekomendasi, membuat keputusan pembelian, dan memilih mitra transaksi dalam e-commerce (Yuan et al., 2010). Kepercayaan penting bagi konsumen untuk mempengaruhi keputusan membeli terutama jika hal itu datang dari seseorang yang tidak dikenal dan tidak tatap muka (Konstantopoulou et al., 2019).Â
Seiring dengan semakin majunya media dan teknologi, perusahaan dapat memilih dari berbagai pilihan di gerai untuk memasarkan produk mereka. Opsi-opsi ini juga mengarah pada evolusi pemasaran influencer media sosial. Sekarang Anda dapat menemukan orang yang mewakili perusahaan melalui konten bermerek di akun media sosial pribadi, seperti Instagram, Snapchat, Twitter, dan YouTube. Lebih dari sebelumnya, konsumen mencari sesama konsumen untuk menginformasikan keputusan pembelian mereka. Munculnya media sosial telah membuka saluran baru bagi merek untuk terhubung dengan konsumen secara lebih langsung dan lebih organik. Jika sebuah merek tidak menggunakan pemasaran influencer media sosial sebagai strategi untuk menarik audiens targetnya dengan lebih baik, sekarang mungkin saatnya bagi perusahaan untuk mulai mengevaluasi strategi periklanan mereka (Glucksman, 2017). Dengan bekerja sama dengan influencer media sosial, agensi hubungan masyarakat dapat menarik perhatian konsumen merek dan mempromosikan konten yang relevan dan dapat dikaitkan dengan klien. Sementara pemasaran influencer berdasarkan media tradisional telah digunakan dalam hubungan masyarakat selama bertahun-tahun, kebangkitan media sosial telah menciptakan ledakan pemasaran influencer media sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Deloitte (2021) Realising the potential of Indonesia's digital economy. Tersedia pada: https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/id/Documents/about-deloitte/id-about-dip-edition-2-chapter-4-en-feb2021.pdf (Diakses: 19 Juni 2021).
Glucksman, M. (2017) "The Rise of Social Media Influencer Marketing on Lifestyle Branding: A Case Study of Lucie Fink I . Introduction II . Literature Review," Elon Journal of Undergraduate Research in Communications, 8(2), hal. 77--87.
Hermanda, A., Sumarwan, U. dan Tinaprillia, N. (2019) "the Effect of Social Media Influencer on Brand Image, Self-Concept, and Purchase Intention," Journal of Consumer Sciences, 4(2), hal. 76--89. doi: 10.29244/jcs.4.2.76-89.
Karman, M. A. (2015) The Impact of Social Media Marketing on Brand Equity toward the Purchase Intention of Starbucks Indonesia.
Konstantopoulou, A. et al. (2019) "Improving SMEs' competitiveness with the use of Instagram influencer advertising and eWOM," International Journal of Organizational Analysis, 27(2), hal. 308--321. doi: 10.1108/IJOA-04-2018-1406.
Kurniawan, M. H. (2021) "LOCAL INFLUENCER ENDORSEMENTS IMPACT ON CONSUMER PURCHASE INTENTIONS: A REPLICATION STUDY FOR THE INDONESIAN SMEs," 7(2), hal. 161--171.
Liu, S. et al. (2015) "Identifying effective influencers based on trust for electronic word-of-mouth marketing: A domain-aware approach," Information Sciences, 306(February), hal. 34--52. doi: 10.1016/j.ins.2015.01.034.
Loeper, A., Steiner, J. dan Stewart, C. (2014) "Influential Opinion Leaders," Economic Journal, 124(581), hal. 1147--1167. doi: 10.1111/ecoj.12100.
Ndesaulwa, A. P. dan Kikula, J. (2016) "The Impact of Innovation on Performance of Small and Medium Enterprises (SMEs) in Tanzania: A Review of Empirical Evidence," Journal of Business and Management Sciences, 4(1), hal. 1--6. doi: 10.12691/jbms-4-1-1.
Pasaribu, R. (2020) "Optimalisasi Media Online Sebagai Solusi Promosi Pemasaran Umkm Di Semarang Pada Masa Pandemi Covid-19," Jurnal Komunikasi dan Media, 1(1), hal. 33. doi: 10.24167/jkm.v1i1.2848.
Sedyastuti, K. (2018) "Analisis Pemberdayaan UMKM Dan Peningkatan Daya Saing Dalam Kancah Pasar Global," INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia, 2(1), hal. 117--127. doi: 10.31842/jurnal-inobis.v2i1.65.
Simangunsong, E. dan Handoko, R. (2020) "The Role of Social Media in Indonesia for Business Transformation Strategy," International Research Journal of Business Studies, 13(1), hal. 99--112. doi: 10.21632/irjbs.13.1.99-112.
Yuan, W. et al. (2010) "Improved trust-aware recommender system using small-worldness of trust networks," Knowledge-Based Systems, 23(3), hal. 232--238. doi: 10.1016/j.knosys.2009.12.004.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H