Mohon tunggu...
Gusti Gultom
Gusti Gultom Mohon Tunggu... Freelancer - Pencari Ilmu

be you

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kehadiran Influencer Media Sosial untuk Promosi UMKM

14 Agustus 2021   11:24 Diperbarui: 14 Agustus 2021   11:27 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan bekerja sama dengan influencer media sosial, agensi hubungan masyarakat dapat menarik perhatian konsumen merek dan mempromosikan konten yang relevan dan dapat dikaitkan dengan klien. 

Sementara pemasaran influencer berdasarkan media tradisional telah digunakan dalam hubungan masyarakat selama bertahun-tahun, kebangkitan media sosial telah menciptakan ledakan pemasaran influencer media sosial. Pandemi akibat corova virus disease (Covid-19) telah mengguncang perekonomian dan menggangu kinerja berbagai sektor perekonomian. Industri bisnis dan periklanan pun terganggu dan mendorong pihak-pihak yang bekerja di bidang ini untuk bekerja dari rumah. Namun, bagi para influencer mereka sudah terbiasa bekerja di rumah untuk membuat konten media sosial. Hal ini membuat mereka mudah berdaptasi untuk menyesuaikan konten yang dibutuhkan oleh pasar. Influencer terus membuat konten unik yang segar dan relevan dengan pandemi dengan banyak dari mereka mengalihkan fokus, misalnya, dari video latihan mode ke latihan di rumah, untuk memenuhi permintaan baru. Kedua, peningkatan penggunaan media sosial selanjutnya dapat mendukung peningkatan keterlibatan influencer karena platform sosial telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam penggunaan, pengiriman pesan, dan tampilan. 

Promosi dengan menggunakan jasa influencer sosial media sekarang menjadi lebih hemat biaya bagi merek untuk beriklan dengan influencer karena mereka dapat mencapai persentase yang lebih tinggi dari target pasar mereka dengan harga yang lebih rendah. Studi pemasaran influencer berikut akan membahas lebih panjang 1) lonjakan keterlibatan influencer dan peningkatan nominal harga influencer per posting, 2) peningkatan penggunaan platform media sosial, dan 3) bagaimana pandemi telah menurunkan biaya bagi merek untuk menjangkau konsumen target mereka .

UMKM

UMKM sangat penting bagi perekonomian setiap negara. Peningkatan jumlah UMKM kadang tidak diiringi dengan peningkatan kualitas dan manajemennya. Pertumbuhan UMKM menghadapi berbagai kendala sehingga tidak sedikit usaha ini harus gulung tikar karena tidak mampu bersaing. Banyaknya UMKM yang menghadapi kondisi sulit yang menyebabkan beberapa dari mereka gagal bertahan dan tumbuh menjadi entitas perusahaan besar (Ndesaulwa dan Kikula, 2016). Di era persaingan global, banyak teknologi yang menawarkan kemudahan untuk berbelanja, menyediakan layanan pinjaman modal, pelatihan dan lain-lain, UMKM dituntut untuk mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perkembangan iklim bisnis. UMKM harus mampu beradaptasi dengan meningkatkan inovasi, perbaikan sumber daya manusia (SDM), penerapan teknologi dan memperluas wilayah pemasaran (Sedyastuti, 2018).  

UMKM adalah motor dan penggerak pembangunan bangsa. Sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan penguatan manajemennya. Promosi produk-produk UMKM sangat dibutuhkan, hal ini bertujuan untuk menarik minat konsumen untuk mengenal produk UMKM sehingga tertarik untuk membelinya. Dalam hal ini, peran para influencer sangat dibutuhkan sebagai agen-agen promosi produk UMKM. Bapak Presiden Jokowi pun tidak jarang mempromosikan produk-produk buatan UMKM seperti jaket dan baju. Promosi yang singkat namun berkesan ini dapat membangun citra positif produk UMKM.

Ancaman produk UMKM tidak saja dihadapkan para persaingan dari dalam negeri juga dari luar. Arus globalisasi dan yang ditandai dengan perubahan mendasar dalam organisasi produksi global, kemajuan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan munculnya perjanjian multilateral, secara signifikan mengubah lingkungan internasional. Peluang baru telah terbuka tetapi pada saat yang sama masalah dan ancaman baru telah menimbulkan tantangan baru bagi pembuat kebijakan di negara berkembang. Upaya UMKM untuk bertahan di tengah pandemi covid-19 salah satunya dengan meningkatkan promosi dengan media sosial. Media online  dinyatakan berdampak positif terhadap keseimbangan kelangsungan usaha (Pasaribu, 2020).

Media Sosial

Indonesia merupakan pengguna sosial media terbesar di Asia Tenggara dengan waktu yang dihabiskan per hari sekitar 3-8 jam. Dengan komposisi masyarakat yang didominasi anak muda membuat jumlah pengguna sosial media sangat besar sehingga menjadi sasaran pemasaran lewat sosial media. Pengguna sosial media biasanya menggunakan telepon selular (handphone).

waktu-penggunaan-sosial-media-611743ee06310e732d2e3de2.png
waktu-penggunaan-sosial-media-611743ee06310e732d2e3de2.png
Gambar 1. Rata-rata lama waktu yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengakses internet per hari (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2020 dalam (Deloitte, 2021)).

Berbagai jenis media sosial yang paling banyak diakses adalah Facebook, Instagram, Line, Twitter, dan YouTube. Penggunaan sosial media lama kelamaan menciptakn ekosistem digital beruapa perdagangan online, layanan ride-sharing, distribusi media, dan layanan keuangan. Kehadiran media sosial pada awalnya berfungi untuk menghubungkan teman dan keluarga supaya tetap terjalin komunikasi, namun seiring dengan berjalannya waktu fungsi ini bergerser dan menjadikan media sosial sebagai ajang untuk mempromosikan barang dagangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun