Sebelum merujuk lebih jauh, mari kita ketahui bersama apa pengertian dari tri hita karana dan yoga. Berikut adalah pengertian dari tri hita karana
PENGERTIAN TRI HITA KARANA
Tri Hita Karana adalah konsep dasar dalam filsafat Hindu di Bali, yang mencakup tiga aspek kehidupan yang harmonis. Ini melibatkan hubungan yang seimbang antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Dengan menciptakan keseimbangan ini, Tri Hita Karana bertujuan untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan bagi semua makhluk hidup. Sementara itu,
PENGERTIAN YOGA
Yoga dalam konteks Hindu merupakan suatu bentuk praktik spiritual dan fisik yang bertujuan untuk menyatukan pikiran, tubuh, dan jiwa. Ini adalah suatu upaya untuk mencapai kesatuan dengan Brahman, aspek tertinggi Tuhan dalam kepercayaan Hindu. Yoga mencakup berbagai teknik pernapasan (pranayama), postur tubuh (asana), meditasi, dan etika perilaku untuk mencapai keseimbangan dan kesadaran spiritual.
Dapat disimpulkan bahwa kaitan antara TRI HITA KARANA dengan YOGA
Tri Hita Karana dan Yoga memiliki keterkaitan erat dalam konteks spiritualitas Hindu, terutama di Bali. Keduanya mengarah pada pencapaian keselarasan dan keseimbangan dalam kehidupan.
1. Hubungan Manusia dengan Tuhan (Parahyangan)
Tri Hita Karana menekankan hubungan harmonis antara manusia dan Tuhan. Yoga, dalam pandangan Hindu, juga mencakup dimensi spiritual yang mengarah pada penyatuan jiwa individu dengan Brahman, aspek tertinggi Tuhan.
2. Hubungan Manusia dengan Manusia (Pawongan)
Tri Hita Karana menyoroti pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia. Yoga, melalui etika perilaku dan prinsip non-kekerasan (ahimsa), juga mendukung hubungan positif antarmanusia.
3. Hubungan Manusia dengan Alam (Palemahan)
Tri Hita Karana menekankan keseimbangan dengan alam. Yoga, melalui praktik asana dan prinsip-prinsip etika, mempromosikan pemahaman dan rasa hormat terhadap alam serta kesadaran akan keterkaitan kita dengan lingkungan.
Hubungan antara Tri Hita Karana dan ajaran Yoga didasarkan pada prinsip-prinsip dasar keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Beberapa hal yang membuktikan keterkaitan keduanya meliputi :
1. Tujuan Keselarasan
Tri Hita Karana menekankan pencapaian keselarasan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Yoga juga memiliki tujuan serupa, yaitu menyatukan pikiran, tubuh, dan jiwa untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan.
2. Aspek Spiritual
Keduanya mencakup dimensi spiritual dalam praktiknya. Tri Hita Karana, dengan menekankan hubungan dengan Tuhan, dan Yoga, dengan tujuan penyatuan jiwa dengan aspek tertinggi Tuhan, saling melengkapi dalam pencarian makna dan tujuan spiritual.
3. Etika dan Moralitas
Prinsip-prinsip etika dan moralitas dalam Tri Hita Karana, seperti ahimsa (non-kekerasan) dan kejujuran, mencerminkan nilai-nilai yang serupa dengan ajaran Yoga. Yoga, melalui yama dan niyama (prinsip-prinsip etika Yoga), mengajarkan perilaku positif dan harmonis dalam interaksi sosial.
4. Keseimbangan dengan Alam
Tri Hita Karana menekankan keseimbangan dengan alam (Palemahan), sementara Yoga, melalui praktik asana dan kesadaran lingkungan, mengajarkan rasa hormat terhadap alam dan pemahaman keterkaitan dengan lingkungan.
Dengan demikian, prinsip-prinsip Tri Hita Karana dan ajaran Yoga memiliki kesamaan dalam upaya mencapai harmoni dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam, membuktikan keterkaitan erat antara keduanya.
Jadi, keduanya, Tri Hita Karana dan Yoga, memandang kehidupan sebagai sebuah kesatuan yang mencakup dimensi spiritual, sosial, dan ekologis, dengan tujuan mencapai keseimbangan dan harmoni dalam semua aspek tersebut.
Tri hita karana dalam ajaran yoga merujuk pada tiga penyebab penderitaan
manusia. Mereka adalah avidya (ketidaktahuan), asmita (egoisme), dan
raga-dvesha (rajin dan tidak suka).
Kaitannya dengan yoga adalah bahwa melalui praktik yoga, seseorang
dapat mengatasi dan mengurangi dampak negatif dari tiga hita karana ini.
Contoh :
Dalam praktik yoga, khususnya pada jnana yoga (yoga
pengetahuan), individu dapat mengatasi avidya (ketidaktahuan) dengan
meningkatkan pemahaman mereka tentang hakikat sejati diri dan dunia.
Hal ini membantu mengurangi penderitaan yang disebabkan oleh
ketidaktahuan tentang kenyataan sejati.
Demikian pula, praktik bhakti yoga (yoga pengabdian) dapat membantu
mengurangi asmita (egoisme) dengan memupuk rasa keterhubungan dan
pengabdian kepada sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri, seperti Tuhan
atau keberadaan universal.
Praktik karma yoga (yoga tindakan tanpa hasrat) dapat membantu
mengatasi raga-dvesha (rajin dan tidak suka) dengan melakukan tindakan
tanpa terikat pada keinginan atau kesukaan pribadi, sehingga mengurangi
pertautan emosional yang menyebabkan penderitaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H