Mohon tunggu...
Gusti Asnan
Gusti Asnan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sejarawan, Dosen Sejarah FIB-Univ. Andalas Padang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nama-nama Belanda dalam Toponimi Sumatera Barat

9 Juli 2024   18:44 Diperbarui: 10 Juli 2024   15:55 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benteng Fort de Kock, di Bukittinggi, Sumatera Barat.(Shutterstock/KiwiGraphy Studio via KOMPAS.com)

Penamaan ini diambil dari nama Ratu Belanda (Ratu Emma) dan itu ditujukan untuk mengatakan pentingnya arti pelabuhan tersebut.

Emmahaven adalah salah satu dari lima pelabuhan Kelas 1 di Hindia Belanda dan pada saat diresmikan merupakan pelabuhan pengisian batubara tercanggih di Asia Tenggara.

Segera setelah Indonesia merdeka, nama-nama Belanda dihapus dan diganti dengan nama-nama Indonesia atau nama-nama Indonesia yang sebelumnya dipakai diaktifkan kembali. 

Sebagaimana dikatakan dalam kajian toponimi, faktor politik menjadi salah penentu terjadinya perubahan penamaan.

Apakah penggantian nama Masjid Raya Sumatera Barat menjadi Masjid Raya Syekh Achmad Kjatib Al-Minangkabauwi juga ada unsur politisnya? Wallahu A'lam Bishawab.

Gusti  Asnan
FIB-Unand, Padang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun