Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menguak Fakta Terapi Cuci Otak Dokter Terawan

6 April 2018   15:55 Diperbarui: 11 April 2018   07:50 4371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokter Terawan | Foto: nasional.tempo.co

Itu 13 tahun yang lalu. Bagaimana dengan saat kini? Ternyata kontroversi ini belum berakhir, meskipun sudah semakin sedikit dokter neurolog yang menggunakan heparin dan digantikan dengan antikoagulan yang lebih canggih. Harus pula dicamkan bahwa heparin bersifat anti penggumpalan darah, jadi pemberiannya harus benar-benar terukur. Kalau tidak, karena sifat mengencerkan darah ini akan menyebabkan perdarahan (haemorrhage) yang malah memperparah kondisi stroke iskemik menjadi stroke hemoragik.

Kesimpulan singkatnya, metoda terapi cuci otak dokter Terawan ini bukan penemuan medis yang fenomenal, karena sudah berpuluh tahun diterapkan oleh dokter neurolog di Eropa dan AS. Perihal keabsahan heparin untuk pengobatan stroke sampai hari ini masih kontroversial. 

Di negara-negara maju, juga seperti di Indonesia banyak anecdotal evidence (testimoni keberhasilan pengobatan). Namun anecdotal evidence ini tidak dapat dipakai sebagai acuan untuk membuktikan keabsahan terapi. Karena sifatnya sangat subjektif dan bias ingatan. Mudah-mudahan tulisan singkat ini bisa memberikan sedikit gambaran yang lebih objektif tentang heboh kasus dokter Terawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun