Mohon tunggu...
Gus Ros
Gus Ros Mohon Tunggu... Lainnya - (ingin jadi) Penulis

Menjelang satu dekade menjalani LDM | Sharing tentang Pernikahan dan Parenting ~ Menulis apa yang ingin ditulis

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bijak Menyikapi Terbatasnya Waktu Saat LDM

18 Desember 2024   05:05 Diperbarui: 18 Desember 2024   05:12 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
llustrasi Mengunjungi Orantua (Sumber Dok.Pribadi / Hasil dari AI)

Dalam kondisi seperti LDM, seorang suami dihadapkan pada dua prioritas: memberikan hak kepada keluarga inti dan melaksanakan kewajiban silaturahim. Namun, bukan berarti salah satu harus dikorbankan. Kuncinya terletak pada pengelolaan waktu, komunikasi, dan niat yang tulus.

llustrasi Mengunjungi Orantua (Sumber Dok.Pribadi / Hasil dari AI)
llustrasi Mengunjungi Orantua (Sumber Dok.Pribadi / Hasil dari AI)

Bijak Mengatur Waktu

Ketika waktu bertemu sangat terbatas, seorang suami hendaknya memanfaatkan momen tersebut dengan berkualitas. Pada kesempatan pulang, fokus utama adalah keluarga inti. Kegiatan yang dilakukan bersama istri dan anak-anak sebaiknya memiliki nilai kebersamaan, seperti mengadakan waktu khusus untuk berbicara, bercanda, atau berkumpul dalam suasana ibadah bersama. Menjadikan momen shalat berjamaah, membaca Al-Qur'an bersama, atau sekadar bercerita adalah bentuk sederhana namun sangat berarti.

Di sisi lain, kewajiban bersilaturahim kepada orang tua dan keluarga besar juga bisa dikemas dalam waktu yang efektif. Misalnya, mengunjungi orang tua bersama istri dan anak-anak sehingga semua pihak tetap merasa dihargai. Silaturahim tidak melulu harus lama, namun niat tulus dan adab yang baik sudah cukup menguatkan ikatan keluarga. Jika jarak dan waktu benar-benar terbatas, memanfaatkan teknologi seperti panggilan video atau telepon menjadi solusi yang dibolehkan.

Perlu Dihindari

Dalam situasi seperti ini, ada beberapa larangan yang harus dihindari. Pertama, mengabaikan keluarga inti demi mengejar silaturahim yang berlebihan kepada keluarga besar. Rasulullah SAW bersabda:

"Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya." (HR. Abu Dawud).

Keluarga inti adalah amanah yang paling utama. Menyia-nyiakan hak mereka termasuk dalam dosa besar.

Kedua, memutus tali silaturahim. Kewajiban silaturahim kepada orang tua dan keluarga besar tetap harus dijalankan. Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahim." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun