Mohon tunggu...
Abdul Ghofar
Abdul Ghofar Mohon Tunggu... Buruh - Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Santai

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Gurem atau Tungau Unggas atau Kutu Ayam

24 Januari 2025   09:13 Diperbarui: 24 Januari 2025   09:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam minum foto pribadi

Gurem atau tungau unggas, kadang masih ada yang betanya apa itu? ketika dijawab kutu ayam, baru biasanya sebagian orang akan paham. 

Berdasarkan pengalaman selama pelihara ayam petelur, biasanya serangan gurem terjadi di bulan-bulan antara september sampai februari, ketika lembab hujan setiap hari.

Dan serangan biasanya terjadi pada ayam yang dipelihara di kandang baterai bambu, berbeda halnya dengan ayam yang dipelihara dikandang baterai galvanis yang cenderung lebih bersih.

Kalau tidak segera diatasi serangan gurem bisa menimbulkan kerugian bagi peternak ayam, khususnya ayam petelur.

Tidak hanya sekedar menurunkan produksi tetapi bisa lebih parah dari itu, bisa mengakibatkan kematian pada ayam.

Sangat mengganggu bukan hanya kepada ayam, tetapi juga kepada manusia. Gurem sekilas tidak terlihat di mata karena memang sangat kecil, tetapi bisa dirasa ketika gurem sudah masuk celana.

Ketika gurem sudah menempel di badan manusia, mereka punya tempat favorit untuk di hinggapi bahkan di gigit cletat-cletit.

Baca juga: Lumba Lumba

Tempat favorit mereka adalah disekitar selakangan dan sekitar perut dikolor celana.

Tidak bisa dihindari, ketika musim gurem setiap dari kandang, entah setelah memberi makan, setelah mengecek nipel air minum atau ketika mengambil telur awak kandang harus berganti pakaian, segera dicuci bahkan harus segera mandi, kalau tidak akan tersiksa dengan gatal-gatal dibadan, terkhusus disekitar selakangan dan kolor celana.

Ayam minum foto pribadi
Ayam minum foto pribadi

Gurem Di kandang saya

Dikandang saya yang terbuat dari bambu, sudah rutin setiap bulan-bulan begini selalu ada serangan gurem, karena memang cuaca yang lembab. Dan hewan ini suka dengan yang lembab-lembab.

Biasanya mereka berkembang disambungan bambu yang basah karena tetesan air minum maupun cipratan air hujan.

Dibadan ayam kosentrasi terbesar gurem ada disekitar kloaka ayam yang memang sering kotor. Atau di balik bulu-bulu ayam.

Kalau tidak segera ditangani, serangan gurem ini sangat mengganggu, bahkan ketika telur diambil, gurem-gurem menempel di telur ayam.

Sehingga ketika menimbang telur ataupun ketika mengantarkan telur ke warung-warung, tidak bisa tidak pasti badan akan gatal-gatal karena gurem-gurem itu akan merambat di badan, dibalik lipatan-lipatan kulit perut dan sekitarnya.

Untuk mengatasinya, selama belum terlalu parah semprot kandang dua atau tiga hari sekali dengan obat anti gurem yang ada dipasaran, atau kalau memang sudah parah bisa jadi harus disemprot dua kali sehari.

Ayam dikandang, foto pribadi.
Ayam dikandang, foto pribadi.

Dosis harus tepat

Dua minggu yang lalu saya serahkan kepada karyawan untuk menyemprot kandang dengan obat anti gurem.

Sudah beberapa kali semprot masih ada saja gurem ditelur-telur yang dipanen, sehingga hampir setiap hari ada masalah bahkan didalam rumah, karena telur setelah dipanen akan ditimbang di warung yang ada dirumah.

Ternyata selidik punya selidik, karyawan yang menyemprot tidak bisa memahami tulisan dosis yang tertera di botol obat anti gurem itu.

Dibotol tertulis setiap 10 gram bubuk obat untuk 0.5 liter air.

Setelah saya ambil alih dan dosis saya sesuaikan dengan yang tertera didalam botol, setelah tiga kali semprot gurem-gurem dikandang sudah habis.

Sampai ketika saya tulis pengalaman ini, sudah aman ketika harus mengambil telur atau berlama-lama dikandang, tanpa takut mendapat serangan gurem.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun