Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen| Jin Anjang-anjang dan Ikan Raksasa

30 April 2018   12:51 Diperbarui: 1 Mei 2018   13:02 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita putar ke kanan. Kita melihat dari samping saja sambil menuju darat."

"Beres, Pak." Sarwan segera mengambil dayung cadangan untuk membantu Oji mengubah arah perahu.

Dari arah menyamping Oji melihat pemandangan lainnya. Sebuah perahu kayu dari daratan menuju posisi ikan raksasa. Di atas perahu itu tampak dua orang.

Apa yang akan mereka lakukan terhadap ikan itu, pikir Oji. Jangan-jangan...

Terbayanglah suatu benda berujung mirip anak panah yang bisa membahayakan keselamatan ikan raksasa itu.

***

Oji terus mendayung dan mengarahkan perahu ke arah samping ikan besar dan perahu yang mendekati itu. Dalam benaknya berkecamuk kekhawatiran terhadap raja laut yang tidak pernah mencelakai para nelayan.

Ia benar-benar ingin memastikan bahwa perahu dan orang di perahu tidak membawa senjata berbahaya. Ya, tidak ada hal paling dipikirkannya selain nasib ikan raksasa itu. Sementara Sarwan semakin sibuk mengeluarkan air dari perut perahu.

Pada jarak yang dianggap Oji sejajar antara perahunya dan ikan raksasa terhadap bibir pantai, barulah dayung berhenti. Dadanya berdebar-debar.

Bayangan mengerikan bermain-main dalam pikirannya. Senjata berbahaya. Ikan tertancap dan berdarah-darah. Air laut memerah. Anyir akan memenuhi udara kampung nelayan. Entah akan terjadi bencana apa jika ikan raksasa itu terbunuh.

Plak! Oji menepuk jidat dengan suara yang mengagetkan Sarwan. Sarwan menghentikan kegiatan membuang air dengan tempurung kelapa sambil menatap bapaknya, lalu menoleh ke arah ikan raksasa dan perahu yang mendekati ikan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun