Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen| Jin Anjang-anjang dan Ikan Raksasa

30 April 2018   12:51 Diperbarui: 1 Mei 2018   13:02 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, namanya Demun, sebagaimana sebagian orang di kampungnya pernah menyebut namanya. Oji sama sekali belum pernah bertegur sapa dengan Demun, meskipun sempat berdekatan bahkan bertatapan di balai kampung. Sedangkan Sarwan baru pertama bisa ikut pemilihan sehingga baru kali itu juga melihat pria paruh baya itu di kampung mereka.

Oji juga menerangkan berdasarkan penuturan ketua dusun yang kemudian disebutkan oleh beberapa orang kampung nelayan, Demun berasal dari luar kampung. Demun selalu muncul di setiap tempat yang sedang menyiapkan acara pemilihan ketua adat.

Selama puluhan tahun menjadi nelayan, Oji tidak pernah melihat pria paruh baya itu berada di sekitar laut, walaupun sekadar berenang-berendam. Sarwan pun tidak pernah melihatnya, semisal mencari kerang di balik pasir basah sekitar kampung mereka. Orang-orang kampung nelayan pun tidak pernah berkisah tentang Demun melaut sebagai nelayan.

"Sudah, Wan, tidak perlu dipikirkan. Demun tidak penting untuk dipikirkan. Anggap saja jin anjang-anjang."

"Demun itu Jin Anjang-anjang? Ah, Bapak bisa saja bikin julukan."

Oji tidak menyahut karena perjalanan sudah mendekati halaman papan mereka. Rencana Oji, kesempatan tidak melaut dapat dipergunakan untuk memperbaiki bagian rumah yang sudah rusak karena beberapa bagian mengalami lapuk cukup parah. Sementara Sarwan ingin tidur sampai menjelang sore. Nanti malam keduanya akan melaut lagi.

***

"Pak, bangun, Pak," gugah Sarwan dengan cara menyentuh jari kaki Oji.

"Mmmm..."

"Gantian saya yang tidur."

"Oh..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun