Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Boy

10 Juni 2017   14:13 Diperbarui: 10 Juni 2017   14:15 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kami sedang menuju rumahmu, Lia.”

“Silakan datang, Eva. Pintu rumah kami selalu terbuka untukmu.”

“Salam untuk Bang Oji.”

Saya dan istri saya menunggu di beranda sambil menikmati kicauan burung liar yang riang menyambut matahari terbit. Pagi itu si Boy masih tidur di kandangnya di samping kanan rumah kami setelah subuh tadi kelelahan diajak jalan di sekitar RT kami oleh istri saya.  

Sekitar lima belas menit berselang, sebuah mobil sedan berhenti di tepi jalan depan rumah. Kata istri saya, Eva dan calon suaminya datang. Maka kami bergegas menyongsong mereka di gerbang pagar rumah kami.

“Bagaimana tempat favorit kita?” sambut istri saya ketika Eva baru keluar dari mobil.

“Masih ramai seperti dulu, Lia.”

Eva segera berlari kecil menuju istri saya. Setelah dekat, biasalah, cipika-cipiki. Apalagi kali ini kedatangannya bersama calon suami. 

Pintu bagian supir pun terbuka, dan keluarlah seorang pria yang merupakan calon suaminya. Pria itu berjalan dengan tegap menuju kami.

Pasangan yang serasi, pikir saya.

“Kenalkan, ini Lia dan Bang Oji. Kenalkan, ini…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun