Hiburan merupakan salah satu hal yang sudah lumrah ditelinga kita. Kita sering melihat hiburan-hiburan untuk melepas kelelahan dari berbagai media yang memanjakan indra visual dan pendengaran kita. Melihat hal tersebut, beberapa hiburan tidak terlepas dari peran media, media merupakan salah satu medium yang penghantar pesan untuk kemudian kita tangkap dengan panca indera kita. Hiburan-hiburan tersebut sering dalam bentuk acara televisi, cerita, film, musik, dan karya seni.
Hiburan yang disalurkan melalui media memiliki beberapa nilai-nilai yang akan disalurkan. Negara-negara maju pengekspor hiburan melalui media seperti cina, india, korea, jepang serta Amerika Serikat akan dibahas lebih dalam di esai kali ini. Banyak dari hiburan yang disalurkan dari media-media dari beberapa negara tersebut memiliki nilai-nilai dan kebudayaannya masing-masing yang berbeda-beda. Terdapat juga aspek politik serta ekonomi terkait hiburan yang disalurkan, serta yang nantinya merupakan bagian dari Imperialisme Budaya.
Imperialisme Budaya sendiri merupakan teori yang membahas mengenai negara dunia pertama(core nation) yang mempengaruhi budaya di seluruh dunia karena adanya kesenjangan informasi. Herbert Schiller dan para koleganya mendeskripsikan imperialisme budaya sebagai kontrol dan kepemilikan industri komunikasi internasional oleh negara dunia pertama yang mempengaruhi budaya negara dunia ketiga(McPhail, 2014, h. 40).
Media di Amerika
Amerika yang notabene merupakan salah satu Konglomerat multimedia, memiliki dominasi selaku negara inti, memegang kendali atas pergerakan rumah-rumah produksi media di negara-negara lainnya. Amerika serikat memperluas kekuasaannya dengan kerjasama regional maupun internasional, serta pengakuisisi beberapa perusahaan. Hal ini yang menjadikan Amerika adalah salah satu konglomerat multimedia di dunia.
Suatu negara dapat dikatakan konglomerat multimedia memiliki beberapa karakteristik, yang pertama memiliki anak perusahaan yang beroperasi di luar negaranya atau secara internasional, yang kedua terbentuk atas adanya akuisis dan fusi dengan perusahaan lain, bukan semata-mata karena pertumbuhan secara internal, dan yang ketiga memiliki keragaman pasar dan produk. Terdapat beberapa raksasa media dari Amerika yang dikategorikan sebagai konglomerat multimedia seperti Disney, News Corporation, Time Warner, Viacom, Comcast, Garnett Company dan Walmart International (McPhail, 2014, h. 117).
Disney dan Time Warner adalah yang sering kita dengar. Disney yang merupakan salah satu Konglomerat komunikasi terbesar di dunia memiliki penghasilan sebesar $38 miliar pertahunnya. Kita mengenal Disney dari beberapa film animasi kartun yang terkenal seperti Donald Duck, Mickey Mouse, Cinderella, Snow White(McPhail, 2014, h. 121). Disney juga memiliki perusahaan ABC(American Brodcasting Company), serta juga menguasai siaran olah raga ESPN untuk menjangkau khalayaknya.
Disney juga membuka taman bermain Disney Land yang suasananya dibuat mirip sedemikian rupa dengan yang ada di film animasinya, yang menjadikannya salah satu taman bermain paling sukses di seluruh dunia. Disney Land pertama dibangun ada di California, Florida, Paris, Hongkong, Jepang, Cina, Disney juga menjual berbagai macam merchandise yang mirip dengan simbol-simbol yang ada di film-film kartunnya (McPhail, 2014, h. 121).
Time Warner salah satu pesaing dari Disney juga merupakan salah satu raksasa media yang patut kita bahas. Kita sering mendengar tokoh Superman, Batman, Wonder Woman, karakter-karakter tersebut lahir pertama dari DC Comics yang juga merupakan bagian dari Time Warner dan film-film yang sering kita nikmati merupakan hasil produksi dari rumah produksi Warner Brothers. Time Warner juga banyak memproduksi film terkenal seperti Justice League, Dunkirk, Inception, Tomb Raider, Scooby-Doo serta film adaptasi novel J.K. Rowling yaitu Harry Potter.
Pengaruh yang ditimbulkan dari raksasa media tersebut banyak berupa imperialisme budaya. Misalnya setelah kita menonton Harry Potter, beberapa dari kita ada yang tertarik untuk membeli tongkat kayu yang mirip seperti yang ada di film tersebut, atau kita menjadikan sapu lidi media kita berimajinasi agar bisa terbang, atau disaat pergi ke Disney Land kita melihat salah satu boneka karakter favorit kita dalam film kartun, kemudian kita menjadi tertarik untuk membelinya. Hal ini menunjukan bahwa media sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku khalayaknya.
Melihat besarnya perkembangan media yang ada di Amerika tersebut, kita juga tidak bisa luput dari media-media besar yang ada di Asia yang memiliki pengaruh besar yang terkadang tidak kita sadari terhadap kebudayaan kita. Negara-negara besar di asia seperti Cina, India, Jepang, Korea akan kita bahas.